Nama: Arman Saputra
NIM:125 213 2 034
Prody: Business English/A
Bahasa Indonesia
Pemakain Tanda
Baca
A.
Pemakaian Tanda Baca
Latar belakang
pemakain tanda baca adalah untuk memperjelas maksud suatu bacaan agar pembaca
dapat mengerti suatu baca tersebut. Jika suatu bacaan tidak memilki suatu
bacaan, dapat dipastikan pembaca tidak mengerti suatu bacaan tersebut. Misalnya
Undang-Undang Dasar tidak memiliki tanda baca yang harus dibacakan setiap
upacara 17 Agustus. Maka orang tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh
Undang-Undang Dasar dan dapat dipastikan pembaca Undang-Undang akan kewalahan
membacanya karena tidak memiliki tanda baca.
1.
Tanda Baca Titik (.)
a)
Tanda titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
·
Ayahku tinggal di Solo.
·
Biarlah mereka duduk di sana.
·
Dia menanyakan siapa yang akan
datang.
b)
Tanda titik dipakai di
belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
·
a. III. Departemen Dalam Negeri
·
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
·
1. ...
·
b. 1. Patokan Umum
·
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
Catatan:
Tanda titik tidak
dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau
huruf itu merupakan
yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
c)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
·
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat
35 menit 20 detik)
d)
Tanda titik dipakai untuk memisahkan
angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
·
1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit,
20 detik)
·
0.20.30 jam (20 menit, 30
detik)
·
0.0.30 jam (30 detik)
e)
Tanda titik dipakai di antara
nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
·
Siregar, Merari. 1920. Azab
dan Sengsara. Weltervreden: Balai Poestaka.
f)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
·
Desa itu berpenduduk 24.200
orang.
·
Gempa yang terjadi semalam
menewaskan 1.231 jiwa.
g)
Tanda titik tidak dipakai
untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
·
Ia lahir pada tahun 1956 di
Bandung.
·
Lihat halaman 2345 dan
seterusnya.
·
Nomor gironya 5645678.
h)
Tanda titik tidak dipakai
pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya:
·
Acara kunjungan Adam Malik
·
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I
UUD ‘45)
·
Salah Asuhan
i)
Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau
nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
·
Jakarta (tanpa titik)
·
1 April 1985 (tanpa titik)
·
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa
titik)
Atau:
·
Kantor Penempatan Tenaga
(tanpa titik)
·
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
(Abdul Hadi: 2012)
2.
Tanda Baca Koma (,)
a)
Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
·
Saya membeli kertas, pena, dan
tinta.
·
Surat biasa, surat kilat,
ataupun surat khusus memerlukan perangko.
b)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, sedangkan atau melainkan.
Misalnya:
·
Saya ingin datang, tetapi hari
hujan.
·
Didi bukan anak saya, melainkan
anak Pak Kasim.
·
Kamu tahu tidak perbadaan bintang dengan kamu ? Kalau bintang kemerlip di
langit, sedangkan kamu kemerlip di hatiku.
c)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
·
Kalau hari hujan, saya tidak
akan datang.
·
Karena sibuk, ia lupa akan
janjinya.
d)
Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
·
Saya tidak akan datang kalau
hari hujan.
·
Dia lupa akan janjinya karena
sibuk.
·
Dia tahu bahwa soal itu
penting.
e)
Tanda koma dipakai di belakang
kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada
awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi
pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
·
... Oleh karena itu,
kita harus hati-hati.
·
... Jadi, soalnya tidak
semudah itu.
f)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata
seperti kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
·
O, begitu?
·
Wah, bukan main!
·
Hati-hati, ya, nanti
jatuh.
g)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
Misalnya:
·
Kata Ibu, “ Saya gembira
sekali.”
·
“Saya gembira sekali,” kata
Ibu, “karena kamu lulus.”
h)
Tanda koma dipakai di antara
(i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis
berurutan.
Misalnya:
·
(i)Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan
Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, Bogor.
·
(ii) Sdr. Anwar, Jalan Pisang
Batu 1, Bogor
·
(iii) Surabaya, 10 Mei 1960
·
(iv) Kuala Lumpur, Malaysia.
i)
Tanda koma dipakai untuk
menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
·
Alisjahbana, Sultan Takdir.
1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
j)
Tanda koma dipakai di antara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
·
Ratulangi, S.E.
·
Ny. Khadijah, M.A.
k)
Tanda koma dipakai untuk
mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya:
·
Semua siswa, baik yang
laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti
latihan paduan suara.
Bandingkan dengan
keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit
tanda koma:
·
Semua siswa yang lulus ujian
mendaftarkan namanya pada panitia.
l)
Tanda koma dipakai di muka
angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan
dengan angka.
Misalnya:
·
12,5 m
·
Rp 1,250
m)
Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang
keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
·
Dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap
yang
bersungguh-sungguh.
·
Atas bantuan Edyar, Agus
mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
·
Kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh dalam pembinaan
dan pengembangan
bahasa.
·
Agus mengucapkan terima kasih
atas bantuan Edyar.
n)
Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya
atau tanda seru.
Misalnya:
·
“ Di mana Saudara tinggal?”
tanya Karim.
·
“Berdiri lurus-lurus!”
perintahnya.
3.
Tanda Titik Koma (;)
a)
Tanda titik koma dapat dipakai
untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan
setara.
Misalnya:
·
Malam makin larut; pekerjaan
belum selesai juga.
b)
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai
pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat
yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
·
Ayah mengurus tanamannya di
kebun itu; Ibu sibuk memasak di
dapur; Adik menghapal
nama-nama pahlawan nasional.
4.
Tanda Titik Dua (:)
a) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
·
Ketua : Moch. Achyar
·
Sekretaris : Tati Suryati
·
Bendahara : Noviana Pertiwi
b)
Tanda titik dua dipakai (i) di
antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv)
nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
·
(i) Tempo, I (34), 1971:7
·
(ii) Surah Yasin:9
·
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan
Seumur Hidup: Sebuah Studi,
sudah terbit.
·
(iv) Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan
Aneka Kerupuk. Jakarta:
Penebar Swadaya.
c)
Titik dua dapat dipakai dalam
teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
·
Ayah : “Karyo, sini kamu!”
·
Karyo : (datang menghampiri)
“Ada apa, Pak?”
d)
Titik dua dapat dipakai pada
akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
·
Pak Adi mempunyai tiga orang
anak: Ardi, Aldi, dan Asdi.
·
Kita sekarang memerlukan
perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
5.
Tanda Hubung (-)
a)
Tanda hubung menyambung
unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
·
Anak-anak, kupu-kupu,
berulang-ulang,
kemerah-merahan, mondar-mandir, sayur-mayur
b)
Tanda hubung menyambung huruf
dari kata yang dieja satu-satu danbagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan menjadi industri padat karya.
Misalnya:
·
p-a-n-i-t-i-a
·
17-08-1945
c)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
·
se-Indonesia, se-Jabodetabek,
mem-PHK-kan, sinar-X, peringkat ke-2,
S-1, tahun 50-an
d)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:
· di-smash, pen-tackle-an
6.
Tanda Pisah (–)
a)
Tanda pisah membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar
bangun kalimat.
Misalnya:
·
Kemerdekaan bangsa itu––saya
yakin akan tercapai––diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri.
b)
Tanda pisah menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
·
Rangkaian temuan ini––evolusi,
teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom––telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c)
Tanda pisah dipakai di antara
dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai
ke’.
Misalnya:
·
2004––2009
·
tanggal 1––10 Mei 2007
·
Jakarta––Bandung
7.
Tanda Ellipsis (…)
a)
Tanda elipsis dipakai dalam
kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
·
Kalau begitu ... ya, ayo kita
berangkat.
b)
Tanda elipsis menunjukkan
bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang
dihilangkan.
Misalnya:
·
... selanjutnya akan di bawa
ke pengadilan.
·
Ibu baru pulang ... pasar.
Misalnya:
·
Ibu baru pulang dari....
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka
perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk menandai akhir kalimat.
8.
Tanda Tanya (?)
a)
Tanda tanya dipakai pada akhir
kalimat tanya.
Misalnya:
·
Kapan ia berangkat?
·
Saudara tahu, bukan?
b)
Tanda tanya dipakai di dalam
kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan
kebenarannya.
Misalnya:
·
Ia dilahirkan pada tahun 1983
(?).
· Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
9.
Tanda Seru (!)
a)
Tanda seru dipakai pada akhir
kalimat perintah.
Misalnya:
·
Bersihkan kamar itu sekarang
juga!
·
Jangan berisik!
b)
Tanda seru dipakai pada akhir
ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
·
Alangkah seramnya peristiwa
itu!
·
Indah sekali pemandangan alam
ini!
·
Merdeka!
(Anna Gustiana: 2010)
10.
Tanda Kurung ((…))
a)
Tanda kurung mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
·
Komisi A telah selesai
menyusun GBPK (Garis-Garis Besar Program
Kerja) dalam sidang
pleno tersebut.
b)
Tanda kurung mengapit
keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok
pembicaraan.
Misalnya:
·
Keterangan itu (lihat Tabel
10) menunjukkan perkembangan perekonomian Indonesia lima tahun terakhir.
c)
Tanda kurung mengapit angka
atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
·
Faktor produksi menyangkut
masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
d)
Tanda kurung mengapit huruf
atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
·
Kata cocaine diserap ke
dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
·
Sahrul Gunawan berasal dari
(kota) Bogor.
(Anna Gustiana: 2010)
11.
Tanda Kurung Siku ([…])
a)
Tanda kurung siku mengapit
huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan
bahwa kesalahan atau
kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
·
Sang Puteri men[d]engar bunyi
gemerisik.
b)
Tanda kurung siku mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
·
Persamaan kedua proses ini
(perbedaannya dibicarakan di dalam BabII [lihat halaman 35––38]) perlu
dibentangkan di sini.
12.
Tanda Petik (“…”)
a)
Tanda petik mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan
tertulis lainnya.
Misalnya:
·
“Saya belum siap,” kata Mira,
“tunggu sebentar!”
·
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi,
“Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
b)
Tanda petik mengapit judul
syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
·
Sajak “Berdiri Aku” terdapat
pada halaman 5 buku itu.
·
Karangan Andi Hakim Nasoetion
yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di
SMA” diterbitkan dalam harian Tempo.
c)
Tanda petik mengapit istilah
ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
·
Saat ini ia sedang tidak
mempunyai pacar yang di kalangan remaja
dikenal dengan “jomblo”.
·
Karena warna kulitnya, Budi
mendapat julukan “si Hitam”.
(Yulia Oeniyati: 2012)
13. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a)
Tanda petik tunggal mengapit
petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
·
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi
‘kring-kring’ tadi?”
·
“Waktu kubuka pintu depan,
kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak
pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar
Pak Hamdan.
b)
Tanda petik tunggal mengapit
makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
·
Feed-back berarti ‘balikan’.
(Yulia Oeniyati: 2012)
14. Tanda Garis Miring (/)
a)
Tanda garis miring dipakai di
dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
·
No. 12/PK/2005
·
Jalan Kramat III/10
·
Masa Bakti 2005/2006
·
Tahun Ajaran 2006/2007
b)
Tanda garis miring dipakai
sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
·
Laki-laki/Perempuan
· 120 km/jam
(Anna Gustiana: 2010)
15. Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
a)
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
·
Gunung pun ‘kan kudaki. (‘kan
= akan)
· 17 Agustus ’45 (’45 = 1945)
(Anna Gustiana: 2010)
Daftar Pustaka
Anna Gustian.2010.http://bahasaindonesiaanna.blogspot.com/2010/06/pemakaian-tanda-seru-tanda-tanya-tanda-garis-miring-dan-tanda-apostrof.html.28 September 2012.
Andrzej Stajer.2012.http://famindonesia.blogspot.com/2012/08/penggunaan-tanda-titik-koma-titik-dua-tanda-hubung-dan-dan-pisah.html.05 September 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar