PEMAKAIAN TANDA BACA
Nama : ZAINAL BASRI
NIM : 125 213 2 035
Kelas : BE. A
1.
Tanda Baca Titik (.)
a)
Tanda
titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
kakak sudah pergi ke sekolah.
b)
Tanda
titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
o
A. Pembahasan Materi
o
1.1 Kata Pengantar
c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,
menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Contoh:
Pukul 7.25.21 (Pukul 7 lewat, 25 menit, 21 detik)
d)
Tanda
titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya
dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
Siregar,
Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Poestaka.
e)
Tanda
titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
Desa itu
berpenduduk 24.200 orang.
f) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Contoh:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
g)
Tanda
titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi,
tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Acara kunjungan Adam Malik
2.
Tanda Baca Koma (,)
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam
suatu perincian atau pembilangan.
Contoh:
Saya membeli
kertas, pena, dan tinta.
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara
yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, sedangkan atau melainkan.
Contoh:
Didi bukan anak
saya, melainkan anak Pak Kasim.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat
dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Jika saya begadang,maka saya akan
lambat bangun pagi.
d) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan
anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk
kalimatnya.
Contoh:
Kalau dia datang, saya
tidak akan datang
e)
Tanda
koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
…jadi,
hal yang membuat kita bodoh karena tidak belajar.
f)
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh:
Wah, bukan main!
g)
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
Contoh:
Kata Imam, “Syawal orang yang pintar”.
h)
Tanda
koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
(iii) Makaassar, 12 Oktober 2012
i)
Tanda
koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
Alisjahbana,
Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
Jilid 1 dan 2.
Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
j)
Tanda
koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
Imam Hasnawi, S.Pd., M.Pd.
k)
Tanda
koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Contoh:
Semua
Mahasiswa,
baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti Sains.
l)
Tanda
koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
90,5 m
3.
Tanda Titik Koma (;)
a) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contoh:
Malam makin larut; tugas belum selesai
juga.
b)
Tanda
titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu
sibuk memasak di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional.
4.
Tanda Titik Dua (:)
a) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan
yang memerlukan pemberian.
Contoh:
Nama : Syawal Nur R
b)
Tanda
titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam
kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan
dalam karangan.
Contoh:
(vi) Surah Yasin:9
c)
Titik
dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Imam: “awal, tugasmu sudah
selesai?”
awal : “belum, aku lagi malas kerja tugas”.
Imam: “sama, aku juga malas”.
awal : “belum, aku lagi malas kerja tugas”.
Imam: “sama, aku juga malas”.
d)
Titik
dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian.
Contoh:
Pak
Rusman
mempunyai tiga orang anak: Enal, Imam, dan Syawal.
5.
Tanda Hubung (-)
a)
Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
Anak-anak
b)
Tanda
hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu danbagian- bagian tanggal. Walaupun
demikian, masih banyak yang tidak mematuhi
peraturan tersebut. Industri tersebut dapat
dikembangkan menjadi industri padat karya.
Contoh:
s-e-m-a-n-g-a-t
c)
Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang
dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Contoh:
Se-Sulawesi Selatan, se-Indonesia, tahun 60-an
d)
Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-smash, pen-tackle-an
6.
Tanda Pisah (–)
a)
Tanda
pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh:
Kemerdekaan
bangsa itu––saya yakin akan tercapai––diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
b)
Tanda
pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
c)
Tanda
pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai ke’.
Contoh:
Jakarta––Bandung
7.
Tanda Ellipsis (…)
a)
Tanda
elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Contoh:
Kalau begitu ... besok kampus diliburkan
b)
Tanda
elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Contoh:
Ayah baru pulang…kantor.
8.
Tanda Tanya (?)
a)
Tanda
tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh:
Siapa nama kamu ?
9.
Tanda Seru (!)
a)
Tanda
seru dipakai pada akhir kalimat perintah.
Contoh:
Bersihkan meja itu sekarang juga !
b)
Tanda
seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Jangan berhenti !
10.
Tanda Kurung ((…))
a)
Tanda
kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Saya sekolah di UNM (Universitas Negeri Makassar)
b)
Tanda
kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Faktor
produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal
c)
Tanda
kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Syawal Nur berasal dari (kota) Bulukumba.
11.
Tanda Kurung Siku ([…])
a)
Tanda
kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada
kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
Imam adalah pem[a]in Basket profesional.
b)
Tanda
kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Contoh:
Penggunaan tanda baca [lihat halaman 99]
12.
Tanda Petik (“…”)
a)
Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lainnya.
Contoh:
“besok bawa penghapus,” kata imam”.
b)
Tanda
petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Sajak “Kebudayaan” terdapat pada
halaman 56 buku mata kuliah Manusia dan kebudayaan Indonesia.
c)
Tanda
petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
Karena Imam tinggi, maka ia dijuluki“si Tinggi”
13. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a)
Tanda
petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya Imam, “apakah kau mendengar suara kucing yang ‘mengeong’ tadi?”
b)
Tanda
petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Contoh:
Feed-back berarti ‘balikan’.
14. Tanda Garis Miring (/)
a)
Tanda
garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
Tahun ajaran 2012/2013
b)
Tanda
garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Contoh:
Rp. 8.000/kg
15. Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
a)
Tanda
penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
23 Januari ’93 (artinya : ’45 adalah 1993)