Powered By Blogger

Kamis, 11 Oktober 2012

TANDA BACA ZAINAL


PEMAKAIAN TANDA BACA

Nama              : ZAINAL BASRI                        
NIM                 : 125 213 2 035
Kelas               : BE. A

1.      Tanda Baca Titik (.)
a)      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
kakak sudah pergi ke sekolah.
b)      Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
o   A. Pembahasan Materi
o   1.1 Kata Pengantar
c)      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Contoh:
Pukul 7.25.21 (Pukul 7 lewat, 25 menit, 21 detik)
d)      Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Poestaka.
e)      Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
f)       Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Contoh:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
g)      Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
           Contoh:
             Acara kunjungan Adam Malik
2.      Tanda Baca Koma (,)
a)      Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
b)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, sedangkan atau melainkan.
Contoh:
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
c)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Jika saya begadang,maka saya akan lambat bangun pagi.


d)      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau dia datang, saya tidak akan datang
e)      Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
                                   Contoh:
                                   …jadi, hal yang membuat kita bodoh karena tidak belajar.
f)       Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya,                                     wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
                                   Contoh:
                                     Wah, bukan main!
g)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
                                   Contoh:
                                     Kata Imam, “Syawal orang yang pintar”.
h)      Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
                                   Contoh:
                                   (iii) Makaassar, 12 Oktober 2012
i)        Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
                                   Contoh:
                                   Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
                                   Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
j)        Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
                                membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
                                   Contoh:
                                     Imam Hasnawi, S.Pd., M.Pd.
k)      Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
                                   Contoh:
Semua Mahasiswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti Sains.
l)        Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
                                   Contoh:
                                     90,5 m
3.      Tanda Titik Koma (;)
a)      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contoh:
Malam makin larut; tugas belum selesai juga.
b)      Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk memasak di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional.

4.      Tanda Titik Dua (:)
a)      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
Contoh:
Nama : Syawal Nur R
b)      Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh:
(vi) Surah Yasin:9
c)      Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Imam: “awal, tugasmu sudah selesai?
awal  : “belum, aku lagi malas kerja tugas”.
Imam: “sama, aku juga malas”.
d)      Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian.
Contoh:
Pak Rusman mempunyai tiga orang anak: Enal, Imam, dan Syawal.
5.      Tanda Hubung (-)
a)      Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
Anak-anak
b)      Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu danbagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan menjadi industri padat karya.
Contoh:
s-e-m-a-n-g-a-t
c)      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Contoh:
Se-Sulawesi Selatan, se-Indonesia, tahun 60-an
d)      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-smash, pen-tackle-an
6.      Tanda Pisah (–)
a)      Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh:
   Kemerdekaan bangsa itu––saya yakin akan tercapai––diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
b)      Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
 

c)      Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai ke’.
Contoh:
Jakarta––Bandung
7.      Tanda Ellipsis (…)
a)      Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Contoh:
Kalau begitu ... besok kampus diliburkan
b)      Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Contoh:
Ayah baru pulang…kantor.
8.      Tanda Tanya (?)
a)      Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh:
Siapa nama kamu ?
9.      Tanda Seru (!)
a)      Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah.
Contoh:
Bersihkan meja itu sekarang juga !
b)      Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Jangan berhenti !
10.  Tanda Kurung ((…))
a)      Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Saya sekolah di UNM (Universitas Negeri Makassar)
b)      Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal
c)      Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Syawal Nur berasal dari (kota) Bulukumba.
11.  Tanda Kurung Siku ([…])
a)      Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
Imam adalah pem[a]in Basket profesional.
b)      Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Contoh:
Penggunaan tanda baca [lihat halaman 99]

12.  Tanda Petik (“…”)
a)      Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lainnya.
Contoh:
“besok bawa penghapus,” kata imam”.
b)      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Sajak “Kebudayaan”  terdapat pada halaman 56 buku mata kuliah Manusia dan kebudayaan Indonesia.
c)      Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
Karena Imam tinggi, maka ia dijuluki“si Tinggi”
13.  Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a)      Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya Imam, “apakah kau mendengar suara kucing  yang ‘mengeong’ tadi?”
b)      Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Contoh:
Feed-back berarti ‘balikan’.
14.  Tanda Garis Miring (/)
a)      Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
Tahun ajaran 2012/2013
b)      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Contoh:
Rp. 8.000/kg
15.  Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
a)      Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
23 Januari ’93 (artinya : ’45 adalah 1993)