Tugas: Pemakaian Tanda
Baca
Nama : Arman Saputra
NIM: 125 213 2 034
Kelas: Business English
1. Tanda
Baca Titik (.)
a)
Tanda titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Saya berasal dari daerah provinsi Sulawesi Tenggara.
b)
Tanda titik dipakai di
belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
A.
Pemakaian
Tanda Baca
Catatan:
Tanda titik
tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan
yang
terakhir dalam deretan angka atau huruf.
Misalnya :
1.1
Pendahuluan
c)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
Pukul 8.49.15 (pukul 8
lewat, 49 menit, 15 detik)
d)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
3.35.30 (3 jam, 35 menit, 30 detik)
e)
Tanda titik dipakai di antara
nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan
tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Hangga, dwi. 2009. Model
Pembelajaran Bahasa Terpadu. Jakarta: Gramedia.
f)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Korban kapal tenggelam kemarin adalah 2.120 orang.
g)
Tanda titik tidak dipakai
untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Peresmian nama Pramuka pada 1961.
h)
Tanda titik tidak dipakai
pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan
sebagainya.
Misalnya:
Laskar Pelangi
i)
Tanda titik tidak dipakai
di belakang alamat pengirim dan tanggal
surat atau
nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Kendari (tanpa titik)
2. Tanda
Baca Koma (,)
a)
Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Kemarin saya membeli paku, palu, dan tang.
b)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata
seperti tetapi, sedangkan atau melainkan.
Misalnya:
Meski dia lebih cantik daripada kamu, tetapi dia tidak bisa membuat saya
berpaling dari kamu.
Perbedaan garuda dengan kamu adalah kalau garuda di dadaku. Sedangkan kamu
di hatiku.
c)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului
induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau saya terlambat, saya tidak diizinkan masuk.
d)
Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak diizinkan masuk kalau saya terlambat.
e)
Tanda koma dipakai di belakang
kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk
di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
…akan tetapi, kamu harus menjadi dirimu
sendiri.
f)
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain
yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
Aduh, flashdisk-ku hilang.
g)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
Misalnya:
Kata Indra, “saya sangat pandai bermain
gitar.”
h)
Tanda koma dipakai di antara
(i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Kolaka, Kendari
i)
Tanda koma dipakai untuk
menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Anggra,
Desna. 1999. Bekal Pembina Pramuka.Bandung: PT. Pustaka Rakyat.
j)
Tanda koma dipakai di antara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
Jefri Putrawan, S.Pd., M.Pd.
k)
Tanda koma dipakai untuk
mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya:
Semua anggota pramuka, baik pramuka siaga maupun pramuka penggalang, mengikuti
upacara pembukaan persami.
l)
Tanda koma dipakai di muka
angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan
dengan angka.
Misalnya:
20,5 cm
m)
Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang
keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Karena
Saiful bangun kesiangan, Faizar meninggalkan Saiful.
n)
Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya
atau tanda seru.
Misalnya:
“Anda berasal dari daerah mana?” Tanya Saiful.
3. Tanda
Titik Koma (;)
a)
Tanda titik koma dapat dipakai
untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan
setara.
Misalnya:
Saya sangat lapar; tugas belum ada selesai.
b)
Tanda titik koma dapat dipakai
sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat
yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Anggun memasak di dapur; Angga mengerjakan tugas kimia; Anggi latihan
drama.
4.
Tanda Titik Dua (:)
a)
Tanda titik dua dipakai
sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Bendaraha : Nir Maulana
b)
Tanda titik dua dipakai (i) di
antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv)
nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Surah Al-Fatihah:3
c)
Titik dua dapat dipakai dalam
teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Hangga: “Tahu tidak kenapa kopi rasanya pahit ?”
Selfi : “Tidak tau… memangnya kenapa ?”
Hangga: “Karena rasa manisnya pindah kesenyum kamu.”
Selfi : “Tidak tau… memangnya kenapa ?”
Hangga: “Karena rasa manisnya pindah kesenyum kamu.”
d)
Titik dua dapat dipakai pada
akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Azis mempunyai tiga orang
adik: Isnaeni, Ana, dan Faizar.
5.
Tanda Hubung (-)
a)
Tanda hubung menyambung
unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Cumi-cumi,
b)
Tanda hubung menyambung huruf
dari kata yang dieja satu-satu danbagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih banyak
yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan menjadi industri padat karya.
Misalnya:
r-a-m-b-u-t-a-n
c)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital,
kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
Se-Kendari, mengadakan
kegiatan pramuka yang bernama Rover Scout Competiton
d)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:
di- fired
6. Tanda
Pisah (–)
a)
Tanda pisah membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar
bangun kalimat.
Misalnya:
Kesuksesan itu––kamu harus yakin akan tercapai––diperjuangkan
oleh kamu sendiri.
c)
Tanda pisah dipakai di antara
dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai
ke’.
Misalnya:
2007—2012
7. Tanda
Ellipsis (…)
a)
Tanda elipsis dipakai dalam
kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
O, begitu… jadi kamu yang mengerjakan semua ini ?
b)
Tanda elipsis menunjukkan
bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang
dihilangkan.
Misalnya:
Ayah baru saja pulang… Kalimantan.
Misalnya:
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah
kalimat, maka perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya :
Ayah baru saja pulang….
8. Tanda
Tanya (?)
a)
Tanda tanya dipakai pada akhir
kalimat tanya.
Misalnya:
Kamu tahu tidak ?
b)
Tanda tanya dipakai di dalam
kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan
kebenarannya.
Misalnya:
Motor kamu (?) hilang.
9.
Tanda Seru (!)
a)
Tanda seru dipakai pada akhir
kalimat perintah.
Misalnya:
Salam pramuka !
b)
Tanda seru dipakai pada akhir
ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Astaga !
10.
Tanda Kurung ((…))
a)
Tanda kurung mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Saya adalah aktifis Pramuka (Praja Muda Karana)
b)
Tanda kurung mengapit angka
atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Penyebab pergaulan bebas
adalah (a) kurangnya perhatian terhadap anak dan (b) kurangnya pengetahuan
tentang ilmu agama.
c)
Tanda kurung mengapit huruf
atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Selivia band berasal dari (kota) kendari.
11.
Tanda Kurung Siku ([…])
a)
Tanda kurung siku mengapit
huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian
kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Firman mengend[a]rai mobil.
b)
Tanda kurung siku mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Penggunaan pemakain tanda baca [lihat halaman 65]
12.
Tanda Petik (“…”)
a)
Tanda petik mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan
tertulis lainnya.
Misalnya:
“saya akan datang,” kata Mirna, “tunggu sebentar!”
b)
Tanda petik mengapit judul
syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak “ragam bahasa” terdapat pada halaman 50 buku mata kuliah
Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia.
c)
Tanda petik mengapit istilah
ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Karena Aprisal memiliki
tubuh yang tidak tinggi, ia mendapat julukan “si Pentrus”
13. Tanda
Petik Tunggal (‘…’)
a)
Tanda petik tunggal mengapit
petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Fauzi, “apakah kau mendengar suara kucing yang ‘mengeyong’ tadi?”
b)
Tanda petik tunggal mengapit
makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
Goodness berarti ‘kebaikan’
14. Tanda
Garis Miring (/)
a)
Tanda garis miring dipakai di
dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Tahun pelajaran 2009/2010
b)
Tanda garis miring dipakai
sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Rp. 2000/jam
15. Tanda
penyingkat atau apostrof (‘)
a)
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
14 Agustus ’61 (’61 = 1961)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar