Nama : SURYA ALVIONITA
NIM : 125 213 2O13
Kelas : Business English
“PEMAKAIAN
TANDA BACA”
1.
Tanda Baca Titik (.)
a)
Tanda titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Saya berasal dari Makassar.
b)
Tanda titik dipakai di belakang
angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
A.
Ragam bahasa
Catatan:
Tanda titik tidak
dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau
huruf itu merupakan
yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
Misalnya :
1.2 Latar
Belakang
c)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
Pukul
9.40.16 (pukul 9 lewat, 40 menit, 16 detik)
d)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
2.25.35 (2 jam, 25 menit, 35 detik)
e)
Tanda titik dipakai di antara
nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Freya,
Cliyo. 2009.From Paris to Eternity. Jakarta: Gramedia.
f)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Pak Karta mempunyai sawah 1000 hektar.
g)
Tanda titik tidak dipakai
untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Sumpah Pemuda terjadi pada tahun 1928.
h)
Tanda titik tidak dipakai
pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya:
Perahu Kertas.
i)
Tanda titik tidak dipakai
di belakang alamat pengirim dan tanggal
surat atau
nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Pontianak (tanpa titik)
1.
Tanda Baca Koma (,)
a)
Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Kemarin saya membeli udang, kepiting, ikan.
b)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, sedangkan atau melainkan.
Misalnya:
Ani ingin membeli nasi goring sedangkan Nia ingin membeli
lalapan.
c)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak memakai baju itu, karena baju itu masih basah.
d)
Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak memakai baju itu karena baju itu masih basah.
e)
Tanda koma dipakai di belakang
kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada
awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi
pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
…lagi pula ini sepenuhnya bukan salahku.
f)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
Wah, baju-mu sangat bagus.
g)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
Misalnya:
Kata Arham, “saya bisa menjadi seorang guru.”
h)
Tanda koma dipakai di antara
(i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis
berurutan.
Misalnya:
Kalimantan, Pontianak
i)
Tanda koma dipakai untuk
menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Freya,
Cliyo. 2009.From Paris to Eternity. Jakarta: Gramedia.
j)
Tanda koma dipakai di antara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
H.Sanusi, S.Pd., M.Pd.
k)
Tanda koma dipakai untuk
mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya:
Semua para pelajar, setiap hari senin, mengadakan upacara.
l)
Tanda koma dipakai di muka
angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan
dengan angka.
Misalnya:
22,2 cm
m)
Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang
keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Karena
Dian begitu lama berganti baju, maka Tari berangkat duluan.
n)
Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya
atau tanda seru.
Misalnya:
“Anda berasal dari kota mana ?” Tanya Dian.
2.
Tanda Titik Koma (;)
a)
Tanda titik koma dapat dipakai
untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan
setara.
Misalnya:
Saya sangat mengantuk; tugas belum ada selesai.
b)
Tanda titik koma dapat dipakai
sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang
setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Nita membaca komik; Angga mendengarkan musik; Nuny
latihan gitar.
3.
Tanda Titik Dua (:)
a) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua Angkatan : Syawal Nur
b)
Tanda titik dua dipakai (i) di
antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv)
nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Surah Al Ashr:1
c)
Titik dua dapat dipakai dalam
teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Tari : “Apakah kau melihat Budi ?”
Iva : “Tidak, memangnya kenapa ?”
Tari : “Aku ingin mengembalikan buku ini kepadanya.”
Iva : “Tidak, memangnya kenapa ?”
Tari : “Aku ingin mengembalikan buku ini kepadanya.”
d)
Titik dua dapat dipakai pada
akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
.
4.
Tanda Hubung (-)
a)
Tanda hubung menyambung
unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Ubur-ubur,
b)
Tanda hubung menyambung huruf
dari kata yang dieja satu-satu danbagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan menjadi industri padat karya.
Misalnya:
a-p-e-l
c)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan
kata/huruf.
Misalnya:
Se-Makassar,
mengadakan ujian TOEFL yang diselenggarakan Briton.
d)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:
di- copy
5.
Tanda Pisah (–)
a)
Tanda pisah membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar
bangun kalimat.
Misalnya:
Kesuksesan itu––kamu
harus yakin akan tercapai––diperjuangkan
oleh kamu sendiri.
b)
Tanda pisah menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
c)
Tanda pisah dipakai di antara
dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai
ke’.
Misalnya:
1994—1995
6.
Tanda Ellipsis (…)
a)
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat
atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
O, begitu…jadi kamu yang telah melakukan semua ini ?
b)
Tanda elipsis menunjukkan
bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang
dihilangkan.
Misalnya:
Ibu baru saja pergi…kepasar.
Misalnya:
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka
perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya
:
Ibu baru saja pergi….
7.
Tanda Tanya (?)
a)
Tanda tanya dipakai pada akhir
kalimat tanya.
Misalnya:
Apakah kamu tahu ?
b)
Tanda tanya dipakai di dalam
kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan
kebenarannya.
Misalnya:
Mobil kamu (?) hilang.
8.
Tanda Seru (!)
a)
Tanda seru dipakai pada akhir
kalimat perintah.
Misalnya:
Ambil pakaian itu !
b)
Tanda seru dipakai pada akhir
ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Oh ya !
9.
Tanda Kurung ((…))
a)
Tanda kurung mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Mereka adalah anggota PMR (Palang Merah Remaja).
b)
Tanda kurung mengapit angka
atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Penyebab
kemacetan adalah (a) karena adanya demo dan (b) adanya mobil mogok ditengah
jalan.
c)
Tanda kurung mengapit huruf
atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Nuny berasal dari
(kota) Pinrang.
10.
Tanda Kurung Siku ([…])
a)
Tanda kurung siku mengapit
huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan
bahwa kesalahan atau
kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Alden mengend[a]rai motor.
b)
Tanda kurung siku mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Penggunaan daftar singkatan terdapat pada [ Halama 372 ]
11.
Tanda Petik (“…”)
a)
Tanda petik mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan
tertulis lainnya.
Misalnya:
“sebentar lagi saya akan tiba,” kata Ami, “tunggu 2
menit lagi!”
b)
Tanda petik mengapit judul
syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
buku bahasa
inggris pada halaman 60 terdapat
‘’percakapan Bahasa inggris”
c)
Tanda petik mengapit istilah
ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Karena
Gina memiliki tubuh yang gendut, ia mendapat julukan “si Chubby”
12. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a)
Tanda petik tunggal mengapit
petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya mia, “apakah kau yang mengambil ‘uang’ saya?”
b)
Tanda petik tunggal mengapit
makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
Better berarti ‘lebih
baik’
13. Tanda Garis Miring (/)
a)
Tanda garis miring dipakai di
dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Tahun pelajaran 1994/1995
b)
Tanda garis miring dipakai
sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
45/m2
14. Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
a)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
22 Maret ’94 (’94 = 1994)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar