Powered By Blogger

Kamis, 11 Oktober 2012

TUGAS SURYA ALVIONITA






Nama        : SURYA ALVIONITA
NIM           : 125 213 2O13
Kelas        : Business English


“PEMAKAIAN TANDA BACA”



1.       Tanda Baca Titik (.)
a)      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Saya berasal dari Makassar.
b)      Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
A.      Ragam bahasa
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan        atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan
 yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
Misalnya :
   1.2 Latar Belakang
c)       Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
Pukul 9.40.16 (pukul 9 lewat, 40 menit, 16 detik)
d)      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
2.25.35  (2 jam, 25 menit, 35 detik)
e)      Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Freya, Cliyo. 2009.From Paris to Eternity. Jakarta: Gramedia.
f)       Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Pak Karta mempunyai sawah 1000 hektar.
g)      Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Sumpah Pemuda terjadi pada tahun 1928.
h)      Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
              Misalnya:
                Perahu Kertas.
i)        Tanda titik tidak dipakai di belakang  alamat pengirim dan tanggal surat atau
 nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Pontianak (tanpa titik)
1.       Tanda Baca Koma (,)
a)      Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Kemarin saya membeli udang, kepiting, ikan.
b)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, sedangkan atau melainkan.
Misalnya:
Ani ingin membeli nasi goring sedangkan Nia ingin membeli lalapan.
c)       Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak memakai baju itu, karena baju itu masih basah.
d)      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak memakai baju itu karena baju itu masih basah.
e)      Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
                                              Misalnya:
                                                …lagi pula ini sepenuhnya bukan salahku.
f)       Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
                                              Misalnya:
                                                Wah, baju-mu sangat bagus.
g)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
                                              Misalnya:
                                                Kata Arham, “saya bisa menjadi seorang guru.”
h)      Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
                                              Misalnya:
                                                Kalimantan, Pontianak
i)        Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
                                              Misalnya:
                                                Freya, Cliyo. 2009.From Paris to Eternity. Jakarta: Gramedia.
j)        Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
                                          membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
                                              Misalnya:
                                                H.Sanusi, S.Pd., M.Pd.
k)      Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
                                              Misalnya:
Semua para pelajar, setiap hari senin, mengadakan upacara.
l)        Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
                                              Misalnya:
                                                22,2 cm
m)    Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
                                              Misalnya:
                                                Karena Dian begitu lama berganti baju, maka Tari berangkat duluan.
n)      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
                                              Misalnya:
                                                “Anda berasal dari kota mana ?” Tanya Dian.
2.       Tanda Titik Koma (;)
a)      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Saya sangat mengantuk; tugas belum ada selesai.
b)      Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Nita membaca komik; Angga mendengarkan musik; Nuny latihan gitar.
3.       Tanda Titik Dua (:)
a)      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua Angkatan : Syawal Nur
b)      Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Surah Al Ashr:1
c)       Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Tari : “Apakah kau melihat Budi ?”
Iva : “Tidak, memangnya kenapa ?
Tari : “Aku ingin mengembalikan buku ini kepadanya.”
d)      Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
.
4.       Tanda Hubung (-)
a)      Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Ubur-ubur,
b)      Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu danbagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan menjadi industri padat karya.
Misalnya:
a-p-e-l
c)       Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
Se-Makassar, mengadakan ujian TOEFL yang diselenggarakan Briton.
d)      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di- copy
5.       Tanda Pisah (–)
a)      Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
    Kesuksesan itu––kamu harus yakin akan tercapai––diperjuangkan
                                                  oleh kamu sendiri.
b)      Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:

 
c)       Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
1994—1995
6.       Tanda Ellipsis (…)
a)      Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
O, begitu…jadi kamu yang telah melakukan semua ini ?
b)      Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Ibu baru saja pergi…kepasar.
Misalnya:
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya :
Ibu baru saja pergi….
7.       Tanda Tanya (?)
a)      Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Apakah kamu tahu ?
b)      Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan kebenarannya.
Misalnya:
Mobil kamu (?) hilang.
8.       Tanda Seru (!)
a)      Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah.
Misalnya:
Ambil pakaian itu !
b)      Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Oh ya !
9.       Tanda Kurung ((…))
a)      Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Mereka adalah anggota PMR (Palang Merah Remaja).
b)      Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Penyebab kemacetan adalah (a) karena adanya demo dan (b) adanya mobil mogok ditengah jalan.
c)       Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
 Nuny berasal dari (kota) Pinrang.
10.   Tanda Kurung Siku ([…])
a)      Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Alden mengend[a]rai motor.
b)      Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Penggunaan daftar singkatan terdapat pada [ Halama 372 ]
11.   Tanda Petik (“…”)
a)      Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lainnya.
Misalnya:
“sebentar lagi saya akan tiba,” kata Ami, “tunggu 2 menit lagi!”
b)      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
buku  bahasa inggris pada halaman 60 terdapat  ‘’percakapan  Bahasa inggris”
c)       Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Karena Gina memiliki tubuh yang gendut, ia mendapat julukan “si Chubby”
12.   Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a)      Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya mia, “apakah kau yang mengambil  ‘uang’ saya?”
b)      Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
Better  berarti ‘lebih baik’
13.   Tanda Garis Miring (/)
a)      Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Tahun pelajaran 1994/1995
b)      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
45/m2
14.   Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
a)      Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
22 Maret ’94 (’94 = 1994)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar