Nama : Muhlisah
Nim
: 1252132007
Kelas : Business English/A
Pemakaian Tanda Baca
1.
Tanda Baca Titik (.)
a)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan.
Misalnya:
Saya tinggal di wajo.
b)
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
III.
Departement dalam Negeri
A.
Direktorat Jenderal Agraria
Catatan:
Tanda
titik tidak dipakai di belakang
angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan
yang terakhir dalam deretan
angka atau huruf.
Misalnya :
1.1 Pendahuluan
c)
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
Pukul 4.15.05 (pukul 4 lewat 15 menit
5 detik).
d)
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
4.15.05 jam (4 jam, 15 menit, 5 detik)
e)
Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang
tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Buku kita
f)
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Misalnya:
Desa marannu berpenduduk 10.000 orang.
g)
Tanda titik tidak dipakai
untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Saya tamat SMA pada tahun 2012 di Kabupaten Sidrap.
h)
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang
merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya:
Ketika cinta
bertasbih
i)
Tanda titik tidak dipakai
di belakang alamat pengirim dan tanggal
surat atau
nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
1 April 1985 (tanpa titik)
2.
Tanda Baca Koma (,)
a)
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya tinggal bersama Nida, Salma, dan evi.
b)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, sedangkan atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
c)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
d)
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat
dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
e)
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
jadi,tidak semudah itu.
Misalnya:
Oleh
karena itu, kita harus membayarnya sekarang juga.
f)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o,
ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang
lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
Wah,
bukan main!
g)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain
dari kalimat.
Misalnya:
“saya
gembira sekali,” kata ibu, “karena kamu lulus.”
h)
Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii)
bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan
wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Wajo, 15 mei 2003
i)
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Semi,
Atar. 1993. Metode penelitian sastra. Bandung:
Angkasa.
j)
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
Muhammad
sabir, S.E.
k)
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya:
Saya lisa, seorang mahasiswa, jurusan
bahasa dan sastra.
l)
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara
rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
10,6
m
m)
Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap
yang bersungguh-sungguh.
n)
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung
itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“Berapakah
harga sayur ini?” Tanya siska.
3.
Tanda Titik Koma (;)
a)
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Usia semakin tua; belum juga dapat jodoh
b)
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah mengajar di SMP negeri; ibu
bekerja di kantor Depdikbud; kakak memasak di dapur; saya sendiri mencuci
pakaian.
4.
Tanda
Titik Dua (:)
a) Tanda titik dua
dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
a.
Tempat sidang : Ruang 104
b.
Pengantar acara : Bambang S.
c.
Hari :
Senin
d.
Waktu :
09:30
b)
Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan
dalam karangan.
Misalnya:
Surahal baqarah : 73
c)
Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu :
“keluarkan sepeda motornyaa segera, lisa!”
lisa : “baik Bu.”
ibu : “jangan lupa membawa keranjang, untuk belanja!”
lisa : “baik Bu.”
ibu : “jangan lupa membawa keranjang, untuk belanja!”
d)
Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap
jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Untuk kerja bakti ini kita membutuhkan
alat-alat seperti: sabit, cangkul, dan sapu lidi.
5.
Tanda
Hubung (-)
a)
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Bermacam-macam
b)
Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu
danbagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut
dapat dikembangkan menjadi industri padat karya.
Misalnya:
26-02-1995
c)
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata
berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
Se-kecamatan pitumpanua, mengadakan
kegiatan gotong royong.
d)
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
Pen-tackle-an
6.
Tanda Pisah (–)
a)
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri.
b)
Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Rangkain
kegiatan ini-membersihkan lantai, membersihkan halaman rumah, mencuci
pakaian-merupakan kegiatanku setiap harinya.
c)
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan
arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
2007-2008
7.
Tanda Ellipsis (…)
a)
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang
terputus-putus.
Misalnya:
Anak dia tidak boleh begitu…, ya, ya, tidaklah baik demikian.
b)
Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Adik
baru saja pulang… sekolah.
Misalnya:
Catatan:
Jika
bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu
dipakai empat
buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk
menandai akhir kalimat.
Misalnya :
Adik baru saja pulang….
8.
Tanda Tanya (?)
a)
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Apakah kamu sudah makan?
b)
Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian
kalimat
yang disangsikan kebenarannya.
Misalnya:
Tina di lahirkan pada tahun 1995 (?).
9.
Tanda Seru (!)
a)
Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah.
Misalnya:
Merdeka!
b)
Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban,
ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
10.
Tanda Kurung ((…))
a)
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Dia sekolah di SMA (Sekolah mengah atas) 1 pancarijang.
b)
Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu
urutan keterangan.
Misalnya:
Pendidikan adalah tanggung jawab
bersama yang harus dipikul secara bersama oleh unsur-unsur:
(1) Pemerintahan
(2) Masyarakat
(3) Orangtua murid
c)
Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Nenek tua itu berasal dari (kota) sinjai.
11.
Tanda Kurung Siku ([…])
a)
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau
kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Risky men[d]engar musik.
b)
Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
(Hanya menggunakan nada atau kombinasi
nada-nada dan apa yang saya sebut persendian [atau mungkin kata lain perjedahan
atau juncture itu]).
12.
Tanda Petik (“…”)
a)
Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lainnya.
Misalnya:
“ Sudah berangkat?” Tanya Halimah.
b)
Tanda petik mengapit judul syair,
karangan, atau bab buku yang di pakai dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah “Desaku Maju” dalam buku
pelajaran Bahasa Indonesia.
c)
Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Budi memakai celana yang di kenal
dengan nama “pantolan”.
13.
Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a)
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Misalnya:
Anton berkata, “Tiba-tiba saya
mendengar suara menegur seseorang ‘siapa kamu?’ “
b)
Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
Make up berarti ‘balikan’.
14.
Tanda Garis Miring (/)
a)
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim.
Misalnya:
Tahun anggaran 2005/2006
b)
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau,
tiap.
Misalnya:
Rp.1000/lembar
15.
Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
a)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Misalnya:
Tika ‘kan membeli buku. (‘kan=akan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar