Tugas: pemakaian tanda baca
Nama : Nurhidayah Syam
Kelas : BE.A
Nim : 1252132025
1. Tanda
Baca Titik (.)
a)
Tanda titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Rumah
saya dekat dengan kampus UNM.
b)
Tanda titik dipakai di belakang
angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
A.
Pendahuluan
1.
Sekolah
c)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
Pukul 07.30.45 (pukul 7 lewat, 30 menit, 45 detik)
d)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
2.15.24 (2 jam, 15 menit, 24 detik)
e)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Jumlah mahasiswa di UI adalah 3.100 orang.
2. Tanda
Baca Koma (,)
a)
Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Ibu membelikan saya tas,sepatu, dan baju baru.
b)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata
seperti tetapi, sedangkan atau melainkan.
Misalnya:
Meski kau anak orang kaya, tetapi kau tidak bisa membuat saya menyukaimu.
Pintar adalah hanya
mengetahui satu hal, sedangkan cerdas dapat membuat kita berwawasan luas.
c)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau
hari ini ada halangan, saya tidak akan datang
d)
Tanda koma dipakai di antara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
Andi Sahtiani Jahrir, S.pd., M.pd
e)
Tanda koma dipakai untuk
mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya:
Semua anggota paskibraka, baik paskibraka baru maupun paskibraka yang lama, mengikuti upacara 17 Agustus di lapangan Gubernur.
3. Tanda
Titik Koma (;)
a)
Tanda titik koma dapat dipakai
untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan
setara.
Misalnya:
Saya sangat senang; tugas telah selesai.
b)
Tanda titik koma dapat dipakai
sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat
yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah memang genteng di
atap; Ibu mencui baju di kamar mandi ;Saya bermain boneka.
4.
Tanda titik dua (:)
a)
Tanda titik dua dipakai
sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Bagian tata usaha : Nurhidayah Syam
b)
Tanda titik dua dipakai (i) di
antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv)
nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Jilid : 1Halaman :
30
Bab : 2
Bab : 2
Surah Al-Ikhlas ayat :2
Penghijauan : Menanam seribu pohon Jakarta : Erlangga
c)
Titik dua dapat dipakai dalam
teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya: Ayha : Hai
Putri : Hai juga
d)
Titik dua dapat dipakai pada
akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian.
Misalnya:
Saya mempunyai dua orang sahabat: Putri, dan Yani.
5.
Tanda Hubung (-)
a)
Tanda hubung menyambung
unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Bermain – main
b)
Tanda hubung menyambung huruf
dari kata yang dieja satu-satu dan bagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih
banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat
dikembangkan menjadi industri padat karya.
Misalnya:
S – i – a – p – a
1 – 2 – 3 – 4 – 5
c)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf
kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
Se-Sulawesi, mengadakan lomba sepeda santai.
d)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:
Ke –
garden
6. Tanda
Pisah (–)
a)
Tanda pisah membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar
bangun kalimat.
Misalnya:
Jika
ingin meraih sesuatu yang terbaik––kita harus optimis––dan yakin pada
diri
sendiri.
b)
Tanda pisah menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
c)
Tanda pisah dipakai di antara
dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai
ke’.
Misalnya:
2009—2013
7. Tanda
Ellipsis (…)
a)
Tanda elipsis dipakai dalam
kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
Ha, ternyata… dia tidak seperti yang saya bayangkan.
b)
Tanda elipsis menunjukkan
bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang
dihilangkan.
Misalnya:
Ibu baru saja…ke pasar.
8. Tanda
Tanya (?)
a)
Tanda tanya dipakai pada akhir
kalimat tanya.
Misalnya:
Apa yang sedang anda lakukan ?
b)
Tanda tanya dipakai di dalam
kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan
kebenarannya.
Misalnya:
Mana sepeda kamu(?) hilang.
9.
Tanda Seru (!)
a)
Tanda seru dipakai pada akhir
kalimat perintah.
Misalnya:
Sekarang juga !
b)
Tanda seru dipakai pada akhir
ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Kembalikan
secepatnya !
Itu
sangat benar !
Benarkah
itu !
Dasar
anak yang sombong !
10.
Tanda Kurung ((…))
a)
Tanda kurung mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Saya
pernah mengikuti kursus di lembaga bimbingan MPC (Multi Prima College)
b)
Tanda kurung mengapit angka
atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Merokok dapat meyebabkan berbagai macam penyakit (a)Ginjal (b) Kanker
c)
Tanda kurung mengapit huruf
atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kebiasaan anak (Remaja) jaman
sekarang adalah berbohong.
11.
Tanda Kurung Siku ([…])
a)
Tanda kurung siku mengapit
huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian
kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Putri mena[i]ki tangga.
b)
Tanda kurung siku mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Contoh gambarnya [lihat halaman 15]
12.
Tanda Petik (“…”)
a)
Tanda petik mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan
tertulis lainnya.
Misalnya:
“jangan pergi dulu,” ucap yani, “ada yang ingin ku beritahu!”
b)
Tanda petik mengapit judul
syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
PAI“Konsep ketuhanan dalam
Islam”
c)
Tanda petik mengapit istilah
ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Dia memiliki sifat munafik
maka dia pantas di sebut“Si hypocrite”
13. Tanda
Petik Tunggal (‘…’)
a)
Tanda petik tunggal mengapit
petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya ayha, “apakah kau
mendengar suara petasan yang ‘meledak’ tadi malam?”
b)
Tanda petik tunggal mengapit
makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
Smart berarti ’Pandai’
14. Tanda
Garis Miring (/)
a)
Tanda garis miring dipakai di
dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Berakhir pada tahun 2010/2012
b)
Tanda garis miring dipakai
sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Rp. Pensil/Pulpen
15. Tanda
penyingkat atau apostrof (‘)
a)
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Mahasiswa fakultas bahasa dan sastra ‘kan
melakukan tour
Saya lahir pada tanggal 26 Maret ‘95
Tidak ada komentar:
Posting Komentar