Powered By Blogger

Kamis, 11 Oktober 2012

Tugas Nurul Arsy Nisaa "Pemakaian Tanda Baca"


Nama       :  Nurul arsy nisaa
Nim         : 1252132004
Kelas        : Business english


 Pemakaian Tanda Baca

1.     Tanda Baca Titik (.)
a)     Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di sidrap.
b)     Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
                              III. Departement dalam Negeri
A.    Direktorat Jenderal pembangunan masyarakat desa
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan   atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan
 yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
Misalnya :
1.1  Pendahuluan
c)     Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
Pukul 2.30.12 (pukul 2 lewat 30 menit 12 detik).
d)     Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
2.30.12 jam (2 jam, 30 menit, 12 detik)
e)     Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007: Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Pustaka pelajar: Yogyakarta.
f)      Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Desa kalosi berpenduduk 20.145 orang.
g)     Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Saya tamat SMA pada tahun 2012 di Kabupaten Wajo.
h)     Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
           Misalnya:
      Latahzan
i)      Tanda titik tidak dipakai di belakang  alamat pengirim dan tanggal surat atau
 nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan poros sengkang 46 (tanpa titik)
2.     Tanda Baca Koma (,)
a)     Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya tinggal bersama Nur, Nindy, dan janna.
b)     Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, sedangkan atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin ke rumahmu, tetapi saya tidak memiliki kendaraan.
c)     Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau saya sakit, saya tidak ke kampus.
d)     Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Arsy tidak jadi membeli baju karena uangnya kurang.
e)     Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
                                   Misalnya:
                                Oleh karena itu, kita harus membayarnya sekarang juga.
f)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
                                   Misalnya:
                                Aduh, kakiku sakit!
g)     Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
                                   Misalnya:
                                Kata Nurul, ”saya sangat cantik.”
h)     Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
                                   Misalnya:
                                Sidrap, 27 januari 2002
i)      Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
                                   Misalnya:
                                Inayah, ika. 1994. Bekal Pembina Pramuka. Jakarta: PT  Pustaka Rakyat.
j)      Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
                                   Misalnya:
                                Suardi, S.sos
k)     Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
                                   Misalnya:
Ibu saya, Ibu Naimah, cantik sekali.

l)      Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
                                   Misalnya:
                                37,5 m


m)   Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
                                   Misalnya:
                                    Atas bantuan Nurul, Lisa mengucapkan terima kasih.
n)     Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
                                   Misalnya:
                                “Berapakah harga jepitan ini?” Tanya Titin.
3.     Tanda Titik Koma (;)
a)     Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Saya ingin mandi; tetapi air tidak ada.
b)     Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Nindy  membersihkan rumah; Janna mencuci pakaian; Nur mencuci piring.
4.     Tanda Titik Dua (:)
a)     Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
a.      Ketua             : Nurul arsy nisaa
b.     Sekertaris      : Muhlisah
c.      Bendahara     : A.ika inayah
b)     Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Surah al fatihah : 7
c)     Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Daus : “Tahu tidak kenapa kamu cantik?
sinta    : “Tidak tau… memangnya kenapa ?
Daus : “Karena kamu seperti bunga yang sedang mekar pada pagi hari.”
d)     Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan yaitu: hidup atau mati.
5.     Tanda Hubung (-)
a)     Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Berlari-lari
b)     Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu danbagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan menjadi industri padat karya.
Misalnya:
13-11-1993
c)     Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
Se-Kabupaten Sidrap, mengadakan kegiatan cerdas cermat.
d)     Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-smash
6.     Tanda Pisah (–)
a)     Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kesuksesan sseorang itu-kamu harus yakin akan tercapai-diperjuangkan
                                      oleh kamu sendiri.
b)     Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini-evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan otonom-telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c)     Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
2011-2012
7.     Tanda Ellipsis (…)
a)     Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
O, begitu… jadi kamu pacaran dengan dia ?
b)     Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Ibu  baru saja pulang… kantor.
Misalnya:
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya :
Ibu  baru saja pulang….
8.     Tanda Tanya (?)
a)     Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Pukul berapa sekarang?
b)     Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan kebenarannya.
Misalnya:
Ia di lahirkan pada tahun 1993 (?).
9.     Tanda Seru (!)
a)     Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah.
Misalnya:
Salam olahraga !
b)     Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
subahanallah!
10.  Tanda Kurung ((…))
a)     Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) telah selesai.
b)     Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut  masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
c)     Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Bandung.
11.  Tanda Kurung Siku ([…])
a)     Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Lisa men[d]engar musik.
b)     Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini(perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38] perlu di bentangkan di sini.
12.  Tanda Petik (“…”)
a)     Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lainnya.
Misalnya:
“saya akan jemput,” kata Tina, “tunggu sebentar!”
b)     Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari suatu masa dari suatu tempat.
c)     Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu di laksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
13.  Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a)     Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, “kau dengar bunyi ’kring-kring’ tadi?”
b)     Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
Break up berarti ‘putus’.

14.  Tanda Garis Miring (/)
a)     Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
No. 7/PK/1973
b)     Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Rp.250/lembar
15.  Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
a)     Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Tina ‘kan pulang. (‘kan= akan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar