NAMA :SARTIKA
NIM :1252132019
KELAS :BE”A”
Tugas: Pemakaian Tanda
Baca
1.
Tanda Baca Titik (.)
a)
Tanda titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Andi membeli baju baru
b)
Tanda titik dipakai di
belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
A.
a.
III.
Departemen Dalam Negeri
B.
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
C.
B. Direktorat Jenderal Agraria
D.
1. ...
E.
b.
1. Patokan
Umum
F.
1.1 Isi Karangan
G.
1.2 Ilustrasi
H.
1.2.1 Gambar Tangan
I.
1.2.2 Tabel
J.
1.2.3 Grafik
Catatan:
Tanda titik tidak
dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan
yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
Misalnya :
1.1
Pendahuluan
c)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
Pukul
2.30.12 (pukul 2 lewat 30 menit 12 detik).
d)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
3.30.12 jam (3 jam, 30 menit, 12 detik)
e)
Tanda titik dipakai di antara
nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Gempa itu berpenduduk 24.200 orang
f)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya: Contoh: Kota kecil itu berpenduduk
51.156 orang.
g)
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Saya tamat SMA pada tahun 2012 di
Kabupaten Wajo.
h)
Tanda titik tidak dipakai
pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya:
Lihat Pula
i)
Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau
nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan Syarif Al-qadri no 24 (tanpa titik)
2.
Tanda Baca Koma (,)
a)
Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya menjual
baju, celana, dan topi.ersama Nur, Nindy, dan janna.
b)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, sedangkan atau melainkan.
Misalnya:
Saya bergabung dengan Wikipedia,
tetapi tidak aktif.
c)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau saya sakit, saya tidak ke kampus.
d)
Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak
akan datang kalau hari hujan.
e)
Tanda koma dipakai di belakang
kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada
awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi
pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
Oleh karena
itu, kamu harus datang.
f)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
Wah, bukan
main.
g)Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
Misalnya:
Kata
adik, "Saya sedih sekali".
h)Tanda
koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis
berurutan.
Misalnya:
Makassar, 18
Juni 1984
i)Tanda koma
dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar
pustaka.
Misalnya: Lanin,
Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia
j)
Tanda koma dipakai di antara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya:
Ibu
saya, Ibu Naimah, cantik sekali.
k)
Tanda koma dipakai di muka
angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan
angka.
Misalnya:
24,5 m
l)
Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang
keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita
memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
m)
Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya
atau tanda seru.
Misalnya:
"Di
mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
3.
Tanda Titik Koma (;)
a)
Tanda titik koma dapat dipakai
untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan
setara.
Misalnya:
Malam makin larut; kami belum selesai juga.
b)
Tanda titik koma dapat dipakai
sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat
yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk
bekerja di dapur; adik menghafalkan
nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
4.
Tanda Titik Dua (:)
a) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
a. Ketua :
Syawal Nur
b)
Tanda titik dua dipakai (i) di
antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv)
nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Surah al fatihah : 5
c)
Titik dua dapat dipakai dalam
teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
tika : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan
Wikipedia!"
ika : "Siap, Boss!"
ika : "Siap, Boss!"
d)
Titik dua dapat dipakai pada
akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan
lemari.
5.
Tanda Hubung (-)
a)
Tanda hubung menyambung
unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
b)
Tanda hubung menyambung huruf
dari kata yang dieja satu-satu danbagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan menjadi industri padat karya.
Misalnya:
p-e-n-g-u-r-u-s
8-4-1973
c)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan
kata/huruf.
Misalnya:
Se
d)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:di-smash
6.
Tanda Pisah (–)
a)
Tanda pisah membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun
kalimat.
Misalnya:
Wikipedia
Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
b)
Tanda pisah menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih telas.
Misalnya:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan
kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c)
Tanda pisah dipakai di antara
dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai
ke’.
Misalnya:
1919–1921
7.
Tanda Ellipsis (…)
a)
Tanda elipsis dipakai dalam
kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu
... ya, marilah kita bergerak.
b)
Tanda elipsis menunjukkan
bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang
dihilangkan.
Misalnya
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti
lebih lanjut.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka
perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya
:
Ibu baru saja
pulang….
8.
Tanda Tanya (?)
a)
Tanda tanya dipakai pada akhir
kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
b)
Tanda tanya dipakai di dalam
kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan
kebenarannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
9.
Tanda Seru (!)
a)
Tanda seru dipakai pada akhir
kalimat perintah.
Misalnya:
Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
b)
Tanda seru dipakai pada akhir
ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
subahanallah!
10.
Tanda Kurung ((…))
a)
Tanda kurung mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan
kantor yang kemudian dibahas dalam
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
b)
Tanda kurung mengapit angka
atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Satelit Palapa
(pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
c)
Tanda kurung mengapit huruf
atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Pembalap itu berasal dari (kota) Makassar.
- Tanda Kurung Siku ([…])
11.
a)
Tanda kurung siku mengapit
huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan
bahwa kesalahan atau
kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
b)
Tanda kurung siku mengapit keterangan
dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan
kedua proses ini(perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]
perlu di bentangkan di sini.
12.
Tanda Petik (“…”)
a)
Tanda petik mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan
tertulis lainnya.
Misalnya:
Tanda petik me"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu
sebentar!"
b)
ngapit judul syair, karangan,
atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
"Saya belum siap," kata Mira,
"tunggu sebentar!"
c)
Tanda petik mengapit istilah
ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaan
itu di laksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
13. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a)
Tanda petik tunggal mengapit
petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring'
tadi?"
b)
Tanda petik tunggal mengapit
makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya: :
feed-back 'balikan'
14. Tanda Garis Miring (/)
a)
Tanda garis miring dipakai di
dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Tanda garis No. 7/PK/1973
b)
miring dipakai sebagai
pengganti kata atau, tiap.
- Misalnya: 7/8 atau 7⁄8
15. Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
a)
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar