Powered By Blogger

Kamis, 04 Oktober 2012

BIBLIOGRAFI


NAMA  : DEWI REZKI BT ANSAR
NIM      : 1252132018




A.PENGERTIAN BIBLIOGRAFI
Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Biblion: yang berarti buku dan Graphein: yang berarti menulis, maka kata Bibliografi secara harfiah berarti penulisan buku.Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.(Gus Palena,2012)
 B.JENIS BIBLIOGRAFI
 Dari segi cara penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi:
·         Bibliogrfi deskriptif: Yaitu bibliografi yang dilengkapi deskripsi singkat yang didapat dari gambaran fisik yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul buku atau majalah, judul artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium), kolasi serta kata kunci dan abstrak yang tertulis.
·         Bibliografi evaluatif: Yaitu bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan pustaka. Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan pustaka atau artikel.
 Dari segi cakupannya, bibliografi dapat dibagi menjadi:
·         Bibliografi retrospektif : Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka yang telah diterbitkan pada jaman yang lampau. Misalnya “Bibliografi sejarah perang Dipenogoro”
·         Bibliografi terkini/current : Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan yang sedang atau masih terbit saat ini. Contohnya Ulrich’s International Periodicals Directory.
·         Bibliografi selektif : Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan tertentu dengan tujuan tertentu. Misalnya “Buku bacaan terpilih untuk anak usia pra sekolah”.
·         Bibliografi subjek : Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka atau artikel pada bidang ilmu dan subjek tertentu. Misalnya “Bibliografi khusus ternak kelinci”.
·         Biliografi nasional : Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan suatu negara atau daerah regional tertentu. Contohnya “Bibliografi Nasional Indonesia”. Penentuan cakupan/topik suatu bibliografi ditentukan berdasarkan berbagai pertimbangan antara lain : Permintaan pengguna, Topik yang sedang berkembang atau yang banyak diperlukan saat itu ,Dokumentasi koleksi yang dimiliki, Mandat instansi(Sheva Shany  Nd Fhany,2009)

C. TATACARA PENULISAN BIBLIOGRAFI
ü  Buku sebagai Sumber Acuan
Jika buku menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Nama pengarang dibalik (berdasarkan nama keluarga, nama belakang) kecuali nama  Tionghoa. nama ditulis lengkap tanpa menyebutkan gelar.

Contoh:
- Masri Singarimbun menjadi Singarimbun, Masri
- Y.B. Mangunwijaya menjadi Mangunwijaya, Y.B.
- Cio Sin Kim tetap Cio Sin Kim

2. Jika dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor, penulisannya dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.).
Contoh:
- Mahaso, Ode (Ed.). 1997.

3. Jika pengarang terdiri dari dua orang, nama orang pertama dibalik sedangkan nama orang kedua tetap. Di antara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung “dan”. Jika lebih dari tiga orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik lalu ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-kawan).
Contoh:
Sumardjan, Selo dan Marta Susilo.

4. Jika beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang cukup ditulis sekali pada buku yang disebut pertama. Selanjutnya cukup dibuat garis sepanjang 10 ketukan dan diakhiri dengan tanda titik. Setelah nama penga-rang, cantumkan tahun terbit dengan dibubuhkan tanda titik. Jika tahunnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan yang paling lama ke yang paling baru.
Contoh:
- Keraf, Gorys. 1979.

Jika diterbitkan pada tahun yang sama, penempatan urutannya berdasarkan pola abjad judul buku. Kriteria pembedaannya adalah setelah tahun terbit dibubuhkan huruf, misalnya a, b, c tanpa jarak.
Contoh:
- Bakri, Oemar. 1987a.

5. Jika buku yang dijadikan bahan pustaka itu tidak menyebutkan tahun terbitnya, dalam penyusunan daftar pustaka disebutkan “Tanpa Tahun”. Kedua kata itu diawali dengan huruf kapital.
Contoh:
- Johan, Untung. Tanpa Tahun.

6. Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dengan dicetak miring atau diberi garis bawah. Judul ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang bukan kata tugas.
Contoh:
- Keraf, Gorys. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word 97

7. Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang belum diterbitkan, di dalam daftar pustaka ditulis dalam tanda petik.
Contoh:
- Noprisal, Hendra. 1984. “Pembangunan Ekonomi Nasional”.

8. Unsur-unsur keterangan seperti jilid, edisi, ditempatkan sesudah judul. Keterangan itu ditulis dengan huruf kapital pada awal kata dan diakhiri dengan tanda titik. Jika sumber acuan itu berbahasa asing, unsur-unsur keterangan diindonesiakan, seperti “edition” menjadi edisi, “volume” menjadi jilid.

Contoh:
- Mochtar, Isa. 1983. Pengantar Ekonomi. Cetakan Kedua.
- Rowe, D. dan I. Alexander. 1967. Selling Industrial Product. Edisi Kedua.

9. Tempat terbit sumber acuan, baik buku maupun terbitan lainnya ditempatkan setelah judul atau keterangan judul (misalnya jilid, edisi, nomor majalah). Sesudah tempat terbit dituliskan nama penerbit dengan dipisahkan tanda titik dua, kemudian diikuti dengan tanda titik.
Jika lembaga penerbit dijadikan nama pengarang (ditempatkan pada lajur pertama), maka tidak perlu disebutkan nama penerbit lagi.Daftar Pustaka tidak diberi penomoran. Pengurutannya berdasarkan nama pengarang.
Contoh:
Ananta Toer, Pramoedya. 2001. Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Biro Pusat Statistik. 1963. Statistical Pocketbook of Indonesia. Jakarta.
Koentjaraningrat (Ed.). 1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
ü    Majalah sebagai Sumber Acuan
Jika majalah menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
 2. tahun terbit,
 3. judul artikel,
4. judul majalah,
5. bulan terbit (kalau ada),
6. tahun terbitan yang keberapa (kalau ada),
7. tempat terbit.
Contoh:
Nasution, Anwar. 1975. “Sistem Moneter Internasional”.Dalam Prisma, Desember, IV. Jakarta.

ü     Surat Kabar sebagai Sumber Acuan
Jika surat kabar menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:
          1. nama pengarang,
          2. tahun terbit,
         3. judul artikel,
         4. judul surat kabar,
         5. tanggal terbit, dan
         6. tempat terbit.
Contoh:Tabah, Anton. 1984. “Polwan semakin efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Sinar Harapan, 1 September 1984. Jakarta.

ü  Internet

                   Contoh:
Kumaidi. 1988. “Pengukuran bekal Awal Belajar dan Pengembagan Tesnya”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (online), Jilid 5, No.4, (http;//www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000)

D.CONTOH PENULISAN BIBLIOGRAFI
“Contoh penulisan bibliografi atau daftar pustaka.
Judul buku       : Teks Kreatif Pendidikan Seni Visual tingkatan 4 dan 5
Penulis             : Hassan Mohd Ghazali
Penerbit           : Kreatif Enterprise
Tahun terbit     : 2009

          Dalam bibliografi atau daftar pustaka ditulis :
          Mohd,Hassan Ghazali (2009),Teks Kreatif Pendidikan Seni Visual tingkatan 4 dan 5,
          Kuala Lumpur: kreatif Enterprise”(Hassan Mohd Ghazali)



Nurnaningsih. 1252132022


Nama : Nurnaningsih
Kelas : BE / A
NIM : 1252132022
BIBLIOGRAFI
*   Pengertian Bibliografi
        “Kata bibliografi berasal dari bahasa Yunani dengan akar kata Biblion: yang berarti buku dan Graphein: yang berarti menulis, maka kata Bibliografi secara harfiah berarti penulisan buku.Dalam hal ini maka bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan “ (Gus Palena,2011).
*      Jenis-Jenis Bibliografi
    
Pembuatan jenis bibliografi secara publikasi sekunder tergantung pada jenis pustaka yang akan didaftar. Misalnya akan dibuat daftar yang berasal dari deskripsi katalog buku yang dimiliki perpustakaan, maka daftar tersebut dapat dinamakan daftar katalog. Sementara jika daftar yang disusun berdasarkan judul artikel suatu majalah, maka daftar tersebut dapat disebut daftar isi (Pelita,2012).
    Dari segi cara penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi:
• Bibliogrfi deskriptif:
    Yaitu bibliografi yang dilengakapi deskripsi singkat yang diperoleh  dari        gambaran fisik yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul       buku atau majalah, judul artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium),   kolasi serta kata kunci dan abstrak yang tertulis.
• Bibliografi evaluatif:
    Yaitu bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan pustaka. Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan           pustaka atau artikel (Pelita,2012).
*   Tata cara penulisan dan contoh bibliografi
a. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan (Freed  Burner,2010)
 I. Buku sebagai Sumber Acuan
Jika buku menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Nama pengarang dibalik (berdasarkan nama keluarga, nama belakang) kecuali nama Tionghoa. Nama ditulis lengkap tanpa menyebutkan gelar.
Contoh:
- Masri Singarimbun menjadi Singarimbun, Masri
2. Jika dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor, penulisannya dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.).
Contoh:
- Mahaso, Ode (Ed.). 1997.
3. Jika pengarang terdiri dari dua orang, nama orang pertama dibalik sedangkan nama orang kedua tetap. Di antara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung “dan”. Jika lebih dari tiga orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik lalu ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-kawan).
Contoh:
Sumardjan, Selo dan Marta Susilo.
4. Jika beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang cukup ditulis sekali pada buku yang disebut pertama. Selanjutnya cukup dibuat garis sepanjang 10 ketukan dan diakhiri dengan tanda titik. Setelah nama penga-rang, cantumkan tahun terbit dengan dibubuhkan tanda titik. Jika tahunnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan yang paling lama ke yang paling baru.
Contoh:
- Keraf, Gorys. 1979.
5. Jika buku yang dijadikan bahan pustaka itu tidak menyebutkan tahun terbitnya, dalam penyusunan daftar pustaka disebutkan “Tanpa Tahun”. Kedua kata itu diawali dengan huruf kapital.
Contoh:
- Johan, Untung. Tanpa Tahun.
6. Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dengan dicetak miring atau diberi garis bawah. Judul ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang bukan kata tugas.
Contoh:
- Keraf, Gorys. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word 97
7. Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang belum diterbitkan, di dalam daftar pustaka ditulis dalam tanda petik.
Contoh:
- Noprisal, Hendra. 1984. “Pembangunan Ekonomi Nasional”.
8. Unsur-unsur keterangan seperti jilid, edisi, ditempatkan sesudah judul. Keterangan itu ditulis dengan huruf kapital pada awal kata dan diakhiri dengan tanda titik. Jika sumber acuan itu berbahasa asing, unsur-unsur keterangan diindonesiakan, seperti “edition” menjadi edisi, “volume” menjadi jilid.
Contoh:
- Rowe, D. dan I. Alexander. 1967. Selling Industrial Product. Edisi Kedua.
9. Tempat terbit sumber acuan, baik buku maupun terbitan lainnya ditempatkan setelah judul atau keterangan judul (misalnya jilid, edisi, nomor majalah). Sesudah tempat terbit dituliskan nama penerbit dengan dipisahkan tanda titik dua, kemudian diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
Ananta Toer, Pramoedya. 2001. Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Biro Pusat Statistik. 1963. Statistical Pocketbook of Indonesia. Jakarta.
Koentjaraningrat (Ed.). 1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
II. Majalah sebagai Sumber Acuan
Jika majalah menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
2. tahun terbit,
3. judul artikel,
4. judul majalah,
5. bulan terbit (kalau ada),
6. tahun terbitan yang keberapa (kalau ada),
7. tempat terbit.
Contoh:
Nasution, Anwar. 1975. “Sistem Moneter Internasional”.Dalam Prisma, Desember, IV. Jakarta.
III. Surat Kabar sebagai Sumber Acuan
Jika surat kabar menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan
unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam
daftar pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
2. tahun terbit,
3. judul artikel,
4. judul surat kabar,
5. tanggal terbit, dan
6. tempat terbit.

Contoh:
Tabah, Anton. 1984. “Polwan semakin efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Sinar Harapan, 1 September 1984. Jakarta.
IV. Antologi sebagai Sumber Acuan
Jika antologi menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
2. tahun terbit karangan,
3. judul karangan,
4. nama penghimpun (Ed.),
5. tahun terbit antologi,
6. judul antologi,
7. tempat terbit, dan
8. nama penerbit.

Contoh:
Kartodirjo, Sartono. 1977. “Metode Penggunaan Dokumen”.Dalam Koentjaraningrat (Ed.). 1980. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia (Chris Pearson,2012).

*   Deskripsi Bibliografi
Deskripsi bibliografi biasanya terdiri dari :
ü  Judul : berisi judul artikel atau judul buku yang akan dideskripsikan
ü  Kepengarangan : berisi nama pengarang perorangan atau pengarang badan korporasi
ü  Sumber : berisi judul jurnal, judul prosiding, atau judul buku dimana informasi tersebut berada.
ü  Data terbitan (impresium): berisi data tentang kota terbit, nama terbit, dan tahun terbit
ü  Keterangan fisik buku (kolasi), yang berisi halaman lokasi artikel ditemukan.
ü  Keterangan informasi, seperti kata kunci dan abstrak
ü  Keterangan tambahan , seperti lokasi rak penyimpanan, kode call number, perpustakaan pemilik bahan pustaka, dan sebagainya (sheva Shany Nd Fani,2009).