PEMAKAIAN TANDA BACA
Nama: Nurnaningsih
NIM: 1252132022
Kelas: Business English
1. Tanda
Baca Titik (.)
a)
Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Biarkan mereka tinggal di Sana.
b)
Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
A.
Tata
Pembentukan Kata
Catatan:
Tanda titik
tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan
yang
terakhir dalam deretan angka atau huruf.
Misalnya :
1.1
Isi
Karangan
c)
Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
Pukul 6.38.10 (pukul 6
lewat, 38 menit, 10 detik)
d)
Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
2.22.20 (2 jam, 22 menit, 20 detik)
e)
Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Alexander, L. G. 1985. Practice and Progress. Yogyakarta:
Percetakan Offset Kanisius.
f)
Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 2.142. Jiwa.
g)
Tanda
titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Lihat halaman 742 dan seterusnya
h)
Tanda titik tidak dipakai
pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan
sebagainya.
Misalnya:
Acara Kunjungan Adam Malik
i)
Tanda titik tidak dipakai
di belakang alamat pengirim dan tanggal
surat atau
nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Manado (tanpa titik)
2. Tanda
Baca Koma (,)
a)
Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Kemarin saya membeli sepatu, tas, dan baju.
b)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata
seperti tetapi, sedangkan atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin pulang, tetapi belum libur
Ayahku berasal dari Bone, sedangkan ibuku berasal dari Pinrang
c)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Karena ketiduran, ia lupa mengerjakan tugasnya
d)
Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Dia lupa mengerjakan tugasnya karena ketiduran
e)
Tanda koma dipakai di belakang
kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk
di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
Oleh karena itu, Kamu harus bertindak
f)
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain
yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
Wah, bukan main!
g)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
Misalnya:
Kata ibu,” saya pintar masak”
h)
Tanda koma dipakai di antara
(i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis
berurutan.
Misalnya:
Sdr.Budianto, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
Surabaya, 10 Mei 1960 Kuala Lumpur
i)
Tanda koma dipakai untuk
menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Aniastianti,
Sultan Takdir, 1852, tatabahasa Baru
Bahasa Indonesia.
Jilid
1 dan 2 Djakarta : PT Pustaka Rakyat.
j)
Tanda koma dipakai di antara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
Herianti, S.Pd., M.Pd.
k)
Tanda koma dipakai untuk
mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya:
Semua anggota PMR, baik
PMR wira maupun wira A, mengikuti upacara pengukuhan.
l)
Tanda koma dipakai di muka
angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan
dengan angka.
Misalnya:
83, 3 cm
m)
Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang
keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Karena
Risna terlambat bangun, Nunu meninggalkan Risna.
n)
Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya
atau tanda seru.
Misalnya:
“Anda menunggu siapa?” Tanya Risna.
3. Tanda Titik
Koma (;)
a)
Tanda titik koma dapat dipakai
untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan
setara.
Misalnya:
Saya sangat lapar; tugas belum ada selesai.
b)
Tanda titik koma dapat dipakai
sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang
setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Mirna menyapu halaman rumah; Risna mengerjakan tugas bahasa indonesia; Niar
latihan drama.
4.
Tanda Titik Dua (:)
a)
Tanda titik dua dipakai
sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Nama : Nurnaningsih
b)
Tanda titik dua dipakai (i) di
antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv)
nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Surah Yasin: 9
c)
Titik dua dapat dipakai dalam
teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Andi: “Kamu tahu tidak perbedaan bendera dengan
kamu ?”
Mirna: “tidak, memangnya apa ?”
Andi: “Kalau bendera berkibarnya di tiang. Sedangkan kamu berkibarnya di hatiku”
Mirna: “tidak, memangnya apa ?”
Andi: “Kalau bendera berkibarnya di tiang. Sedangkan kamu berkibarnya di hatiku”
d)
Titik dua dapat dipakai pada
akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Nunu mempunyai dua orang
adik:Ishak dan Arifai.
5.
Tanda Hubung (-)
a)
Tanda hubung menyambung
unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Kapan-kapan,
b)
Tanda hubung menyambung huruf
dari kata yang dieja satu-satu danbagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih
banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat
dikembangkan menjadi industri padat karya.
Misalnya:
d-u-r-i-a-n
c)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf
kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
Se-Kabupaten Bone,
memperingati hari jadi Bone
d)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:
di- smash
6. Tanda
Pisah (–)
a)
Tanda pisah membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar
bangun kalimat.
Misalnya:
Perjuangan itu––kamu harus yakin akan tercapai––rela berkorban demi yang diinginkan.
b)
Tanda pisah dipakai di antara
dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai
ke’.
Misalnya:
2012—2013
7. Tanda
Ellipsis (…)
a)
Tanda elipsis dipakai dalam
kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
O, begitu… jadi kamu yang lewat disini ?
b)
Tanda elipsis menunjukkan
bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang
dihilangkan.
Misalnya:
Nita baru saja datang… bone.
Misalnya:
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah
kalimat, maka perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya :
Nita baru saja datang….
8. Tanda
Tanya (?)
a)
Tanda tanya dipakai pada akhir
kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat ?
b)
Tanda tanya dipakai di dalam
kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan
kebenarannya.
Misalnya:
Laptop kamu (?) hilang.
9.
Tanda Seru (!)
a)
Tanda seru dipakai pada akhir
kalimat perintah.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
b)
Tanda seru dipakai pada akhir
ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Astaga! Sampai hati juga ia meninggalkan anak istrinya.
10.
Tanda Kurung ((…))
a)
Tanda kurung mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Saya adalah anggota Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka)
b)
Tanda kurung mengapit angka
atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Penyebab pergaulan bebas
adalah (a) kurangnya perhatian terhadap anak dan (b) kurangnya pengetahuan
tentang ilmu agama.
c)
Tanda kurung mengapit huruf
atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Harnita berasal dari (kota) bone.
11.
Tanda Kurung Siku ([…])
a)
Tanda kurung siku mengapit
huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian
kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Lisa mengend[a]rai motor.
b)
Tanda kurung siku mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Kaidah Tata Tulis [lihat halaman 61]
12.
Tanda Petik (“…”)
a)
Tanda petik mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan
tertulis lainnya.
Misalnya:
“pasal 36 UUD 1945 berbunyi. “Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. “
b)
Tanda petik mengapit judul
syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah “Bola Lampu” dalam
buku Dari Suatu Masa, dari Suatu tempat
Karangan Andi Hakim
Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam
TEMPO.
c)
Tanda petik mengapit istilah
ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan
dengan cara “coba dan ralat” saja
13. Tanda
Petik Tunggal (‘…’)
a)
Tanda petik tunggal mengapit
petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Risna, “apakah kau mendengar suara kucing yang ‘mengeyong’ tadi?”
b)
Tanda petik tunggal mengapit
makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
Goodness berarti ‘kebaikan’
14. Tanda
Garis Miring (/)
a)
Tanda garis miring dipakai di
dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Jalan Kramat II/1986
b)
Tanda garis miring dipakai
sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Harganya Rp.150,00/lembar
15. Tanda
penyingkat atau apostrof (‘)
a)
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Malam lah tiba ( ‘ lah = telah )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar