Powered By Blogger

Kamis, 11 Oktober 2012

Nama: Nurnaningsih NIM: 1252132022 Kelas: Business English



PEMAKAIAN TANDA BACA

Nama: Nurnaningsih
NIM: 1252132022
Kelas: Business English

1.       Tanda Baca Titik (.)
a)      Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Biarkan mereka tinggal di Sana.
b)      Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
A.      Tata Pembentukan Kata
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan        atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan
 yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
Misalnya :
1.1   Isi Karangan
c)       Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
Pukul 6.38.10 (pukul 6 lewat, 38 menit, 10 detik)
d)      Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
2.22.20  (2 jam, 22 menit, 20 detik)
e)      Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Alexander, L. G. 1985. Practice and Progress. Yogyakarta: Percetakan Offset Kanisius.
f)       Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 2.142. Jiwa.
g)      Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Lihat halaman 742 dan seterusnya
h)      Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
              Misalnya:
                Acara Kunjungan Adam Malik
i)        Tanda titik tidak dipakai di belakang  alamat pengirim dan tanggal surat atau
 nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Manado (tanpa titik)
2.       Tanda Baca Koma (,)
a)      Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Kemarin saya membeli sepatu, tas, dan baju.
b)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, sedangkan atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin pulang, tetapi belum libur
Ayahku berasal dari Bone, sedangkan ibuku berasal dari Pinrang
c)       Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Karena ketiduran, ia lupa mengerjakan tugasnya
d)      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Dia lupa mengerjakan tugasnya karena ketiduran
e)      Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
                                              Misalnya:
                                              Oleh karena itu, Kamu harus bertindak
f)       Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
                                              Misalnya:
                                                Wah, bukan main!
g)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
                                              Misalnya:
                                                Kata ibu,” saya pintar masak”
h)      Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
                                              Misalnya:
                                                Sdr.Budianto, Jalan Pisang Batu 1, Bogor Surabaya, 10 Mei 1960 Kuala                     Lumpur
i)        Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
                                              Misalnya:
                                                Aniastianti, Sultan Takdir, 1852, tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
                                              Jilid 1 dan 2 Djakarta : PT Pustaka Rakyat.
j)        Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
                                          membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
                                              Misalnya:
                                                Herianti, S.Pd., M.Pd.
k)      Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
                                              Misalnya:
Semua anggota PMR, baik PMR wira maupun wira A, mengikuti upacara pengukuhan.
l)        Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
                                              Misalnya:
                                                83, 3 cm
m)    Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
                                              Misalnya:
                                                Karena Risna terlambat bangun, Nunu meninggalkan Risna.
n)      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
                                              Misalnya:
                                                “Anda menunggu siapa?” Tanya Risna.
3.       Tanda Titik Koma (;)
a)      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Saya sangat lapar; tugas belum ada selesai.
b)      Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Mirna menyapu halaman rumah; Risna mengerjakan tugas bahasa indonesia; Niar latihan drama.
4.       Tanda Titik Dua (:)
a)      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Nama : Nurnaningsih
b)      Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Surah Yasin: 9
c)       Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Andi: “Kamu tahu tidak perbedaan bendera dengan kamu ?”
Mirna: “tidak, memangnya apa ?”
Andi: “Kalau bendera berkibarnya di tiang. Sedangkan kamu berkibarnya di hatiku”
d)      Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Nunu mempunyai dua orang adik:Ishak dan  Arifai.
5.       Tanda Hubung (-)
a)      Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Kapan-kapan,
b)      Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu danbagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan menjadi industri padat karya.
Misalnya:
d-u-r-i-a-n
c)       Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
Se-Kabupaten Bone, memperingati hari jadi Bone
d)      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di- smash
6.       Tanda Pisah (–)
a)      Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
    Perjuangan itu––kamu harus yakin akan tercapai––rela berkorban demi yang diinginkan.          
b)      Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
2012—2013
7.       Tanda Ellipsis (…)
a)      Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
O, begitu… jadi kamu yang lewat disini ?
b)      Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Nita baru saja datang… bone.
Misalnya:
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya :
Nita baru saja datang….
8.       Tanda Tanya (?)
a)      Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat ?
b)      Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan kebenarannya.
Misalnya:
Laptop kamu (?) hilang.
9.       Tanda Seru (!)
a)      Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
b)      Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Astaga! Sampai hati juga ia meninggalkan anak istrinya.
10.   Tanda Kurung ((…))
a)      Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Saya adalah anggota Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka)
b)      Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Penyebab pergaulan bebas adalah (a) kurangnya perhatian terhadap anak dan (b) kurangnya pengetahuan tentang ilmu agama.
c)       Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Harnita berasal dari (kota) bone.
11.   Tanda Kurung Siku ([…])
a)      Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Lisa mengend[a]rai motor.
b)      Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Kaidah Tata Tulis [lihat halaman 61]
12.   Tanda Petik (“…”)
a)      Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lainnya.
Misalnya:
“pasal 36 UUD 1945 berbunyi. “Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. “
b)      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari  Suatu tempat
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam TEMPO.
c)       Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja
13.   Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a)      Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Risna, “apakah kau mendengar suara kucing yang ‘mengeyong’ tadi?”
b)      Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
Goodness berarti ‘kebaikan’
14.   Tanda Garis Miring (/)
a)      Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Jalan Kramat II/1986
b)      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Harganya Rp.150,00/lembar
15.   Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
a)      Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Malam lah tiba ( ‘ lah = telah )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar