Powered By Blogger

Kamis, 11 Oktober 2012

Tugas. Membuat Contoh Pemakaian Tanda Baca

Tugas: Pemakaian Tanda Baca
Nama : Arman Saputra
NIM: 125 213 2 034
Kelas: Business English

1.       Tanda Baca Titik (.)
a)      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Saya berasal dari daerah provinsi Sulawesi Tenggara.
b)      Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
A.      Pemakaian Tanda Baca
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan        atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan
 yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
Misalnya :
1.1   Pendahuluan
c)       Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Misalnya:
Pukul 8.49.15 (pukul 8 lewat, 49 menit, 15 detik)
d)      Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:
3.35.30  (3 jam, 35 menit, 30 detik)
e)      Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Hangga, dwi. 2009. Model Pembelajaran Bahasa Terpadu. Jakarta: Gramedia.
f)       Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Korban kapal tenggelam kemarin adalah 2.120 orang.
g)      Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Misalnya:
Peresmian nama Pramuka pada 1961.
h)      Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
              Misalnya:
                Laskar Pelangi
i)        Tanda titik tidak dipakai di belakang  alamat pengirim dan tanggal surat atau
 nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Kendari (tanpa titik)
2.       Tanda Baca Koma (,)
a)      Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Kemarin saya membeli paku, palu, dan tang.
b)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, sedangkan atau melainkan.
Misalnya:
Meski dia lebih cantik daripada kamu, tetapi dia tidak bisa membuat saya berpaling dari kamu. Perbedaan garuda dengan kamu adalah kalau garuda di dadaku. Sedangkan kamu di hatiku.
c)       Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau saya terlambat, saya tidak diizinkan masuk.
d)      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak diizinkan masuk kalau saya terlambat.
e)      Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
                                              Misalnya:
                                                …akan tetapi, kamu harus menjadi dirimu sendiri.
f)       Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
                                              Misalnya:
                                                Aduh, flashdisk-ku hilang.
g)      Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
                                              Misalnya:
                                                Kata Indra, “saya sangat pandai bermain gitar.”
h)      Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
                                              Misalnya:
                                                Kolaka, Kendari
i)        Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
                                              Misalnya:
                                                Anggra, Desna. 1999. Bekal Pembina Pramuka.Bandung: PT. Pustaka Rakyat.
j)        Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
                                          membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
                                              Misalnya:
                                                Jefri Putrawan, S.Pd., M.Pd.
k)      Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
                                              Misalnya:
Semua anggota pramuka, baik pramuka siaga maupun pramuka penggalang, mengikuti upacara pembukaan persami.


l)        Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
                                              Misalnya:
                                                20,5 cm
m)    Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
                                              Misalnya:
                                                Karena Saiful bangun kesiangan, Faizar meninggalkan Saiful.
n)      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
                                              Misalnya:
                                                “Anda berasal dari daerah mana?” Tanya Saiful.
3.       Tanda Titik Koma (;)
a)      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Saya sangat lapar; tugas belum ada selesai.
b)      Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Anggun memasak di dapur; Angga mengerjakan tugas kimia; Anggi latihan drama.
4.       Tanda Titik Dua (:)
a)      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Bendaraha : Nir Maulana
b)      Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Surah Al-Fatihah:3
c)       Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Hangga: “Tahu tidak kenapa kopi rasanya pahit ?
Selfi : “Tidak tau… memangnya kenapa ?
Hangga: “Karena rasa manisnya pindah kesenyum kamu.”
d)      Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Azis mempunyai tiga orang adik: Isnaeni, Ana, dan Faizar.
5.       Tanda Hubung (-)
a)      Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Cumi-cumi,
b)      Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu danbagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan menjadi industri padat karya.
Misalnya:
r-a-m-b-u-t-a-n
c)       Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
Se-Kendari, mengadakan kegiatan pramuka yang bernama Rover Scout Competiton
d)      Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di- fired
6.       Tanda Pisah (–)
a)      Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
    Kesuksesan itu––kamu harus yakin akan tercapai––diperjuangkan
                                                  oleh kamu sendiri.
b)      Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Dalam kegiatan ini – perkemhan pramuka penggalang – merupakan kegiatan perkemahan pramuka penggalang suatu sekolah tingkat pertama.
c)       Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
2007—2012
7.       Tanda Ellipsis (…)
a)      Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
O, begitu… jadi kamu yang mengerjakan semua ini ?
b)      Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Ayah baru saja pulang… Kalimantan.
Misalnya:
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya :
Ayah baru saja pulang….
8.       Tanda Tanya (?)
a)      Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kamu tahu tidak ?
b)      Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan kebenarannya.
Misalnya:
Motor kamu (?) hilang.
9.       Tanda Seru (!)
a)      Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah.
Misalnya:
Salam pramuka !
b)      Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Astaga !
10.   Tanda Kurung ((…))
a)      Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Saya adalah aktifis Pramuka (Praja Muda Karana)
b)      Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Penyebab pergaulan bebas adalah (a) kurangnya perhatian terhadap anak dan (b) kurangnya pengetahuan tentang ilmu agama.
c)       Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Selivia band berasal dari (kota) kendari.
11.   Tanda Kurung Siku ([…])
a)      Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Firman mengend[a]rai mobil.
b)      Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Penggunaan pemakain tanda baca [lihat halaman 65]
12.   Tanda Petik (“…”)
a)      Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lainnya.
Misalnya:
“saya akan datang,” kata Mirna, “tunggu sebentar!”
b)      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak “ragam bahasa”  terdapat pada halaman 50 buku mata kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia.
c)       Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Karena Aprisal memiliki tubuh yang tidak tinggi, ia mendapat julukan “si Pentrus”
13.   Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a)      Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Fauzi, “apakah kau mendengar suara kucing yang ‘mengeyong’ tadi?”
b)      Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Misalnya:
Goodness berarti ‘kebaikan’
14.   Tanda Garis Miring (/)
a)      Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Tahun pelajaran 2009/2010
b)      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
Rp. 2000/jam
15.   Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
a)      Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
14 Agustus ’61 (’61 = 1961)

1 komentar: