Powered By Blogger

Kamis, 11 Oktober 2012


Nama   :  Mirnawati
NIM    :  1252132023
Kelas   :  Business English A
Pemakaian Tanda Baca
1.Tanda Baca Titik (.)
ü  Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
§  Misalnya:
Saya berasal dari daerah Bone.
ü  Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
§  Misalnya:
A.    Presentasi Ilmiah
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
§  Misalnya :
1.1  Isi Karangan
ü  Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu.
§  Misalnya:
Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
ü  Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
§  Misalnya:
2.30.10  (3 jam, 30 menit, 10 detik)
ü  Tanda titik dipakai di antara nama penulis judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
§  Misalnya:
Siregar, Merari, 2009. Proses Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Erlangga.
ü  Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
§  Misalnya:
Desa itu berpenduduk 27.500 orang.
ü  Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
§  Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1994 di Makassar.
ü  Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
§  Misalnya:
           Ait Mata Ibu
ü  Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
§  Misalnya:
Jakarta (tanpa titik)

2.      Tanda Baca Koma (,)
ü  Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
§  Misalnya:
Surat biasa, Surat kilat, ataupun Surat khusus memerlukan perangko.
ü  Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi,sedangkan.
§  Misalnya:
·         Dia pintar daripada kamu, tetapi dia lebih nakal daripada kamu .
·         Saya berasal dari Bone, sedangkan dia berasal dari Makassar.
ü  Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
§  Misalnya:
Karena sibuk bekerja, ia lupa akan janjinya.
ü  Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
                                          Dia lupa akan janjinya karena sibuk bekerja.
ü  Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
     karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
§  Misalnya:
                                   Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
ü  Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
§  Misalnya:
                                    Aduh, uangku hilang.
ü  Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari kalimat.
§  Misalnya:
                                    Kata ibu, “Rangga harus belajar dengan giat.”
ü  Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
§  Misalnya:
                                    Kuala Lumpur, Malaysia.
ü  Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
§  Misalnya:
Alisjahbana, Sutan Takdir,1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Pustaka Rakyat.
ü  Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
                                  
§  Misalnya:
                                    Merari Siregar, S.Pd., M.Pd.
ü  Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
§  Misalnya:
Semua siswa sekolah dasar, baik kelas satu sampai kelas enam, harus mengikuti upacara pada hari Senin.
ü  Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
§  Misalnya:
                                    60,15 cm
ü  Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
§  Misalnya:
                                    Karena Adit  bangun terlambat, Askar  meninggalkan Adit.
ü  Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
§  Misalnya:
                                    “Anda sekolah di mana?” Tanya Adit.
3.      Tanda Titik Koma (;)
ü  Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
§  Misalnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
ü  Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
§  Misalnya:
Ibu memasak di dapur; kakak mengerjakan tugas kimia; adik asyik mendengarkan musik.
4.      Tanda Titik Dua (:)
ü  Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
§  Misalnya:
Sekretaris : Dewi Anggun
ü  Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
§  Misalnya:
Surah Al-Baqarah:12
ü  Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
§  Misalnya:
Ibu : “ Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : “ Baik, bu”
Ibu : “ Jangan lupa. Letakkan baik-baik!”
ü  Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
§  Misalnya:
Rangga mempunyai tiga orang adik: Anggun, Dewi, dan Radit.
5.      Tanda Hubung (-)
ü  Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
§  Misalnya:
Bolak-balik
ü  Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu dan bagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan menjadi industri padat karya.
§  Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
ü  Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
§  Misalnya:
Se-Indonesia, memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaaan  Republik Indonesia yang ke- 62.
ü  Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia  dengan unsur bahasa asing.
§  Misalnya:
di-charter
6.      Tanda Pisah (--)
ü  Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
§  Misalnya:
Kasus korupsi di Indonesia—saya harapkan—akan segera diselesaikan secepatnya.
 
ü  Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan.
§  Misalnya:
Tanggal 15—20 Agustus 2007
7.      Tanda Ellipsis (…)
ü  Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
§  Misalnya:
Kalau begitu … ya, marilah kita bergerak.
ü  Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
§  Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu
dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu titik untuk menandai akhir kalimat.
§  Misalnya :
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati….

8.      Tanda Tanya (?)
ü  Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
§  Misalnya:
Kapan anda pulang?
ü  Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya.
§  Misalnya:
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
9.      Tanda Seru (!)
ü  Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah.
§  Misalnya:
Bersihkan kamar itu sekarang juga !
ü  Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun rasa emosi yang kuat.
§  Misalnya:
Semangat !
10.  Tanda Kurung ((…))
ü  Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
§  Misalnya:
Saya adalah mahasiswa UNM (Universitas Negeri Makassar)
ü  Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
§  Misalnya:
Penyebab kerusakan lingkungan  adalah (a) kurangnya perhatian  masyarakat akan pentingnya melestarikan lingkungan  dan (b) kurangnya pengetahuan tentang lingkungan.
ü  Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
§  Misalnya:
Setia band berasal dari (kota) Surabaya.
11.  Tanda Kurung Siku ([…])
ü  Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
§  Misalnya:
Anton mengend[a]rai motor.
ü  Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
§  Misalnya:
Teknik membaca kritis [lihat halaman 96]
12.  Tanda Petik (“…”)
ü  Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnya.
§  Misalnya:
“saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
ü  Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
§  Misalnya:
Sajak “Pulanglah”  terdapat pada halaman 7 buku itu.
ü  Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
§  Misalnya:
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”

13.  Tanda Petik Tunggal (‘…’)
ü  Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
§  Misalnya:
Tanya Rudi, “apakah kau mendengar suara anjing yang ‘menggonggong’ tadi?”
ü  Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
§  Misalnya:
Goodluck berarti ‘selamat bekerja’
14.  Tanda Garis Miring (/)
ü  Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
§  Misalnya:
Tahun anggaran 1985/1986
ü  Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
§  Misalnya:
Rp. 500/lembar
15.  Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
ü  Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
§  Misalnya:
3 Februari ’55 (’55 = 1955)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar