Nama :
Mirnawati
NIM :
1252132023
Kelas :
Business English A
Pemakaian Tanda Baca
1.Tanda Baca
Titik (.)
ü Tanda
titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
§ Misalnya:
Saya
berasal dari daerah Bone.
ü Tanda
titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
§ Misalnya:
A. Presentasi Ilmiah
Catatan:
Tanda
titik tidak dipakai di belakang
angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu
merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
§ Misalnya
:
1.1 Isi Karangan
ü Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukan waktu.
§ Misalnya:
Pukul 01.35.20 (pukul 1
lewat 35 menit 20 detik)
ü
Tanda titik dipakai
untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
§ Misalnya:
2.30.10 (3 jam, 30 menit, 10 detik)
ü Tanda titik dipakai di antara nama penulis judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat
terbit dalam daftar pustaka.
§ Misalnya:
Siregar, Merari, 2009.
Proses Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Erlangga.
ü Tanda
titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
§ Misalnya:
Desa
itu berpenduduk 27.500 orang.
ü Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan
ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
§ Misalnya:
Ia
lahir pada tahun 1994 di Makassar.
ü Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang
merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
§ Misalnya:
Ait
Mata Ibu
ü Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
§ Misalnya:
Jakarta
(tanpa titik)
2.
Tanda Baca Koma (,)
ü Tanda
koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
§ Misalnya:
Surat biasa, Surat
kilat, ataupun Surat khusus memerlukan perangko.
ü
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata seperti tetapi,sedangkan.
§ Misalnya:
·
Dia pintar daripada
kamu, tetapi dia lebih nakal daripada kamu .
·
Saya berasal dari Bone,
sedangkan dia berasal dari Makassar.
ü
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
§ Misalnya:
Karena
sibuk bekerja, ia lupa akan janjinya.
ü
Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Dia
lupa akan janjinya karena sibuk bekerja.
ü
Tanda
koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
§ Misalnya:
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
ü
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya,wah, aduh,
kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
§ Misalnya:
Aduh,
uangku hilang.
ü
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari kalimat.
§ Misalnya:
Kata
ibu, “Rangga harus belajar dengan giat.”
ü
Tanda
koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
§ Misalnya:
Kuala
Lumpur, Malaysia.
ü
Tanda
koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
§ Misalnya:
Alisjahbana,
Sutan Takdir,1949. Tatabahasa Baru Bahasa
Indonesia. Jakarta : PT Pustaka Rakyat.
ü Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
§ Misalnya:
Merari
Siregar, S.Pd., M.Pd.
ü
Tanda
koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
§ Misalnya:
Semua siswa sekolah
dasar, baik kelas satu sampai kelas enam, harus mengikuti upacara pada hari
Senin.
ü
Tanda
koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
§ Misalnya:
60,15
cm
ü
Tanda
koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
§ Misalnya:
Karena
Adit bangun terlambat, Askar meninggalkan Adit.
ü
Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru.
§ Misalnya:
“Anda
sekolah di mana?” Tanya Adit.
3. Tanda Titik Koma (;)
ü Tanda
titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara.
§ Misalnya:
Malam
makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
ü
Tanda
titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
§ Misalnya:
Ibu
memasak di dapur; kakak mengerjakan tugas kimia; adik asyik mendengarkan musik.
4.
Tanda Titik Dua (:)
ü Tanda
titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
§ Misalnya:
Sekretaris
: Dewi Anggun
ü
Tanda
titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam
kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan
dalam karangan.
§ Misalnya:
Surah
Al-Baqarah:12
ü
Titik
dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
§ Misalnya:
Ibu : “ Bawa kopor ini,
Mir!”
Amir : “ Baik, bu”
Ibu : “ Jangan lupa.
Letakkan baik-baik!”
ü Titik
dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
§ Misalnya:
Rangga mempunyai tiga
orang adik: Anggun, Dewi, dan Radit.
5.
Tanda Hubung (-)
ü
Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
§ Misalnya:
Bolak-balik
ü
Tanda
hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu dan bagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan menjadi industri padat karya.
§ Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
ü
Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan
huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan
kata/huruf.
§ Misalnya:
Se-Indonesia,
memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaaan
Republik Indonesia yang ke- 62.
ü
Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa asing.
§ Misalnya:
di-charter
6. Tanda Pisah (--)
ü
Tanda
pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
§ Misalnya:
Kasus korupsi di
Indonesia—saya harapkan—akan segera diselesaikan secepatnya.
ü
Tanda
pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan.
§ Misalnya:
Tanggal
15—20 Agustus 2007
7. Tanda Ellipsis (…)
ü
Tanda
elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
§ Misalnya:
Kalau
begitu … ya, marilah kita bergerak.
ü
Tanda
elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
§ Misalnya:
Sebab-sebab
kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika
bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu
dipakai
empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan
satu
titik untuk menandai akhir kalimat.
§ Misalnya
:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan
hati-hati….
8. Tanda Tanya (?)
ü Tanda
tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
§ Misalnya:
Kapan
anda pulang?
ü
Tanda
tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya.
§ Misalnya:
Uangnya
sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
9.
Tanda Seru (!)
ü
Tanda
seru dipakai pada akhir kalimat perintah.
§ Misalnya:
Bersihkan
kamar itu sekarang juga !
ü
Tanda
seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban,
ataupun rasa emosi yang kuat.
§ Misalnya:
Semangat
!
10.
Tanda Kurung ((…))
ü
Tanda
kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
§ Misalnya:
Saya
adalah mahasiswa UNM (Universitas Negeri Makassar)
ü
Tanda
kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
§ Misalnya:
Penyebab kerusakan
lingkungan adalah (a) kurangnya
perhatian masyarakat akan pentingnya
melestarikan lingkungan dan (b) kurangnya
pengetahuan tentang lingkungan.
ü
Tanda
kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
§ Misalnya:
Setia
band berasal dari (kota) Surabaya.
11.
Tanda Kurung Siku ([…])
ü
Tanda
kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada
kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
§ Misalnya:
Anton
mengend[a]rai motor.
ü
Tanda
kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
§ Misalnya:
Teknik
membaca kritis [lihat halaman 96]
12.
Tanda Petik (“…”)
ü
Tanda
petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnya.
§ Misalnya:
“saya
belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
ü
Tanda
petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
§ Misalnya:
Sajak “Pulanglah” terdapat pada halaman 7 buku itu.
ü
Tanda
petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
§ Misalnya:
Ia bercelana panjang
yang di kalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”
13. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
ü
Tanda
petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
§ Misalnya:
Tanya
Rudi, “apakah kau mendengar suara anjing yang ‘menggonggong’ tadi?”
ü
Tanda
petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
§ Misalnya:
Goodluck
berarti ‘selamat bekerja’
14. Tanda Garis Miring (/)
ü
Tanda
garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim.
§ Misalnya:
Tahun
anggaran 1985/1986
ü
Tanda
garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
§ Misalnya:
Rp.
500/lembar
15. Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
ü
Tanda
penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
§ Misalnya:
3
Februari ’55 (’55 = 1955)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar