Tugas: Pemakaian Tanda Baca
Nama : Muh Imam Hasnawi
NIM: 125 213 2 009
Kelas: BE A
1. Tanda
Baca Titik (.)
a)
Tanda titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Negeri Makassar.
b)
Tanda titik dipakai di
belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
o
A. Pemakaian
Tanda Baca
o
1.1
Pendahuluan
c)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Contoh:
Pukul 6.15.20 (Pukul 6 lewat,
15 menit, 20 detik)
d)
Tanda titik dipakai di antara
nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan
tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
Hasnawi, imam. 2012.Ketika
Matahari Terbit Di Sebelah Timur . Makassar: Gramedia.
e)
Tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
Jumlah mahasiswa baru UNM tahun 2012 sekitar 7.500 orang .
f)
Tanda titik tidak dipakai
untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.
Contoh:
Indonesia merdeka pada tahun 1945.
g)
Tanda titik tidak dipakai
pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan
sebagainya.
Contoh:
Ketika Cinta Bertasbih
2. Tanda
Baca Koma (,)
a)
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur
dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh:
Avanza,alpard,yaris dan innova adalah merk mobil dari
pabrikan Toyota.
b)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, sedangkan atau melainkan.
Contoh:
Meski tim Barcelona memproleh 3 poin , tetapi belum bisa
menggeser Real Madrid yang berada di
puncak klasemen.
c)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Jika saya begadang,maka saya akan lambat bangun pagi.
d)
Tanda koma tidak dipakai
untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Contoh:
Saya lambat bangun pagi jika saya begadang.
e)
Tanda koma dipakai di belakang
kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk
di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula,meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
…jadi,
besok kampus diliburkan hingga keadaan kondusif.
f)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh:
Kasihan, dia harus bekerja keras untuk
melanjutkan kuliahnya.
g)
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dari kalimat.
Contoh:
Kata enal, “saya adalah orang yang pelupa”.
h)
Tanda koma dipakai di antara
(i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh:
Makassar,Sulawesi
Selatan
i)
Tanda koma dipakai untuk
menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam
daftar pustaka.
Contoh:
Basri,
zaenal. 2012. Maestro Pecinta Alam.Makassar: PT. Guna Darma.
j)
Tanda koma dipakai di antara
nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
Sahtiani Jahrir, S.Pd., M.Pd.
k)
Tanda koma dipakai untuk
mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Contoh:
Semua mahasiswa baru UNM, baik yang dinyatakan lulus SNMPTN maupun jalur Mandiri
mengikuti upacara
penyambutan di gedung CCC.
l)
Tanda koma dipakai di muka
angka persepuluh atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan
dengan angka.
Contoh:
13,5 m
3. Tanda
Titik Koma (;)
a)
Tanda titik koma dapat dipakai
untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan
setara.
Contoh:
Saya sangat mengantuk; tugas belum ada yang selesai.
b)
Tanda titik koma dapat dipakai
sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat
yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh:
Imam sedang menonton; awal mengerjakan tugas fisika;enal bermain basket.
4.
Tanda Titik Dua (:)
a)
Tanda titik dua dipakai
sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
Contoh:
Nama : Muh.Imam Hasnawi
b)
Tanda titik dua dipakai (i) di
antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv)
nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh:
Surah Al-Baqarah:15
c)
Titik dua dapat dipakai dalam
teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
enal: “awal,tugas
bahasa indonesia kamu sudah selesai?”
awal : “belum,masih ada beberapa contoh yang belum saya temukan”.
enal: “sama,tugas saya juga belum selesai”.
awal : “belum,masih ada beberapa contoh yang belum saya temukan”.
enal: “sama,tugas saya juga belum selesai”.
d)
Titik dua dapat dipakai pada
akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian.
Contoh:
Angga mempunyai 3 orang
saudara : anggi,anggun dan gilang
5.
Tanda Hubung (-)
a)
Tanda hubung menyambung
unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
Orang-orang
b)
Tanda hubung menyambung huruf
dari kata yang dieja satu-satu danbagian- bagian tanggal. Walaupun demikian, masih
banyak yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat
dikembangkan menjadi industri padat karya.
Contoh:
s-e-m-a-n-g-k-a
c)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf
kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Contoh:
Se-Sulawesi Selatan,akan
mengikuti pemilihan gubernur bagi yang telah berumur 17 tahun keatas.
d)
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa
asing.
Contoh:
Ex-played
6. Tanda
Pisah (–)
a)
Tanda pisah membatasi
penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar
bangun kalimat.
Contoh:
Kegagalan itu––merupakan batu loncatan––dan jangan jatuh pada
kegagalan yang sama.
b)
Tanda pisah menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
c)
Tanda pisah dipakai di antara
dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai
ke’.
Contoh:
Masa jabatan gubernur terpilih adalah 2013––2018.
7. Tanda
Ellipsis (…)
a)
Tanda elipsis dipakai dalam
kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Contoh:
Oh, jadi…besok kampus diliburkan?
b)
Tanda elipsis menunjukkan
bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang
dihilangkan.
Contoh:
Kakek baru saja tiba…Surabaya.
8. Tanda
Tanya (?)
a)
Tanda tanya dipakai pada akhir
kalimat tanya.
Contoh:
Kamu tinggal di mana ?
9.
Tanda Seru (!)
a)
Tanda seru dipakai pada akhir
kalimat perintah.
Contoh:
Tolong tutup pintu itu !
b)
Tanda seru dipakai pada akhir
ungkapan atau pernyataan yang
menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Aduh !
10.
Tanda Kurung ((…))
a)
Tanda kurung mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Bapak saya adalah seorang alumni IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri)
b)
Tanda kurung mengapit angka
atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Penyebab virus HIV adalah
(a) semakin maraknya aktivitas seks bebas (b)kurangnya pengetahuan akan
penularan virus HIV.
c)
Tanda kurung mengapit huruf
atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Casey stoner berasal dari (kota) Canberra.
11.
Tanda Kurung Siku ([…])
a)
Tanda kurung siku mengapit
huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian
kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
Syawal adalah pem[a]in bola profesional.
b)
Tanda kurung siku mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Contoh:
Penggunaan tanda baca [lihat halaman 72]
12.
Tanda Petik (“…”)
a)
Tanda petik mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan
tertulis lainnya.
Contoh:
“besok saya tidak bisa masuk,” kata ibu dosen”.
b)
Tanda petik mengapit judul
syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Sajak “dialeg daerah” terdapat pada halaman 15 buku mata kuliah Manusia
dan kebudayaan Indonesia.
c)
Tanda petik mengapit istilah
ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
Karena juanda memiliki
tubuh yang besar, maka ia dijuluki“si Gendut”
13. Tanda
Petik Tunggal (‘…’)
a)
Tanda petik tunggal mengapit
petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya enal, “apakah kau mendengar suara anjing yang ‘menggonggong’ tadi?”
b)
Tanda petik tunggal mengapit
makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Contoh:
sattisfied berarti ‘kepuasan’
14. Tanda
Garis Miring (/)
a)
Tanda garis miring dipakai di
dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
Tahun ajaran 2012/2013
b)
Tanda garis miring dipakai
sebagai pengganti kata atau, tiap.
Contoh:
Rp. 5.000/kg
15. Tanda
penyingkat atau apostrof (‘)
a)
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
17 Agustus ’45 (artinya : ’45 adalah 1945)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar