NAMA
: HARISNAWATI
NIM :1252132026
|
MEMBACA KRITIS UNTUK MENULIS
“Membaca
merupakan kegiatan yang sangat menunjang kegiatan menulis. Dengan banyak
membaca, kita akan mempunyai banyak informasi dan pengetahuan yang tidak kita
dapat dari pengalaman sehari-hari. Dengan banyak membaca, kita juga akan banyak
mendapat gagasan yang berguna untuk tulisan kita. Tulisan yang baik memberikan
pengetahuan bagi pembacanya. Oleh karena itu, kalau kita ingin menghasilkan
tulisan yang baik, kita perlu banyak membaca. Tidak mengherankan bahwa penulis
yang baik umumnya banyak membaca”. (Jahrir:2012:89)
Selain itu, membaca juga adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh informasi yang disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata maupun bahasa tulisan. Dalam membaca
dikenal jenis membaca telaah isi yang memiliki pengertian yaitu membaca dengan
cara meneliti bahan yang tersedia dengan tidak mengesampingkan ketelitian,
pemahaman, serta kekritisan dalam berpikir. Membaca kritis sangat relevan
dengan kehidupan kita sekarang sebagai pelajar yang dituntut untuk menambah
wawasan dan mengembangkan ilmu. Oleh sebab itu, belajar ini tentu akan sangat
bermanfaat karena kita akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan kita yang
cermat. Berdasarkan hal itulah hakikat membaca kritis ini merupakan kgiatan
belajar yang penting dan wajib dikuasai oleh pelajar maupun mahasiswa. Melalui
kegiatan belajar ini, kita sebagai pelajar dibekali dengan kompetensi yang
berkenaan dengan kemampuan untuk menerapkan metode membaca kritis untuk menulis.(Jahrir:2012:90)
a.
Pengertian
Membaca Kritis
Membaca
kritis adalah kegiatan yang dilakukan dengan bijaksana, penuh tenggang rasa,
mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis
tetapi berusaha memahami makna tersirat dari sebuah bacaan yang telah dibaca.
Dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis. Membaca
kritis melibatkan, mempertanyakan dan mengevaluasi apa yang penulis katakan,
dan membentuk pendapat Anda sendiri tentang apa yang penulis katakan di dalam
tulisannya. (Jahrir:2012:90)
Membaca
kritis adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat
dalam bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu.. Pembaca tidak
hanya sekedar menyerap masalah yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis
berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca kritis berarti harus membaca
secara analisis dan dengan penilaian (Agustina
2008:124).
Membaca
kritis adalah kemampuan memahami makna yang tersirat pada sebuah bacaan. Untuk
itu, diperlukan kemampuan berpikir dan bersikap kritis. Dalam membaca kritis,
pembaca dapat pula mencamkan lebih dalam apa yang dibacanya dan diapun akan
mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa
usaha berpikir secara kritis. Oleh
karena itu, membaca kritis harus menjadi ciri semua kegiatan membaca yang
bertujuan memahami isi bacaan sebaik—baiknya. (Jahrir:2012:90)
“Berdasarkan uraian di atas, dalam
membaca kritis tidak hanya sekedar memahami isi bacaan tetapi melibatkan emosi
pembaca, sehingga pembaca mampu menganalis dan memberikan penilaian. Dalam
penerapan peningkatan membaca mahasiswa maupun siswa-siswa diharapkan tidak
hanya sekedar memahami isi bacaan tetapi juga mampu menganalisis dan memberi
penilaian. Yang lebih penting dalam kegiatan membaca adalah menangkap pesan
atau ide pokok bacaan dengan baik”.(Jahrir:2012:91)
Keterampilan
membaca kritis adalah proses penelitian dan evaluasi teks yang tidak hanya
sekedar menginterpretasi teks tertulis. Konsekuensi pembaca kritis mempunyai
beberapa karakteristik, pembaca mampu memahami dengan bertanya, menganalisis,
dan mengevaluasi. Pembaca kritis mencoba memecahkan masalah; juga mampu
membedakan antara fakta dan opini-opini.
(Jahrir:2012:91)
Kegiatan
membaca kritis untuk menulis pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk
mendapatkan informasi yang relevan untuk tulisan yang akan dikembangkan. Dengan
demikian, kegiatan membaca kritis untuk menulis harus dikaitkan dengan
informasi seperti apa yang kita masukkan dalam tulisan kita, apakah informasi
umum, khusus, atau informasi yang terperinci. Jenis tulisan yang kita baca
berisi informasi yang berbeda. Informasi yang kita dapatkan dari tulisan
popular, misalnya, berbeda dengan informasi yang kita dapatkan dari tulisan
ilmiah. (Jahrir:2012:92)
“Membaca kritis menghendaki kita untuk
tidak menerima begitu saja kebenaran informasi yang didapatkan. Kita selalu
bersikap skeptis, bertanya terus-menerus dan berusaha mencari bukti untuk
menguji kebenaran informasi tersebut. Pengujian itu biasa dilakukan dengan
mencari informasi pada sumber-sumber yang lain. Oleh karena itu, membaca kritis
memerlukan ketekunan dan kesabaran”.
(Jahrir:2012:92)
b.
Ada
tiga kegiatan yang terdapat dalam membaca kritis
1.
Membaca Dengan Berpikir hendaknya
memikirkan persoalan-persoalan atau fakta-fakta yang ditampilkan dalam bacaan.
Pembaca memikirkan maksud dan tujuan penulis mengemukakan fakta-fakta tersebut.
Tujuan pembaca dengan cara berpikir ini supaya pembaca dapat menentukan
batasab-batasan dari persoalan-persoalan atau fakta-fakta yang dikemukakan oleh
pengarang.” (Sutrisno;
2012)
2.
Membaca Dengan Menganalisis merupakan
kunci membaca kritis. Dengan menganalisis pembaca dapat mengetahui apakah
gagasan atau fakta-fakta yang dikemukakan pengarang sungguh di sokong oleh
detail-detail yang diberikannya atau tidak. Pembaca selanjutnya dengan cara itu
akan dapat memisah-misahkan mana detail-detail yang penting, mana detail yang
cocok dan detail yang tidak cocok. (Sutrisno; 2012)
3.
Membaca Dengan Penilaian. Tugas pembaca
kritis adalah menilai fakta atau pernyataan yang dapat menyokong gagasan pokok
yang dikemukakan. Pembaca harus sanggup menentukan apakah fakta yang dibacanya
ada hubungannya satu dengan yang lainnya atau mungkin pembaca nenemukan dua
atau lebih fakta yang seharusnya dipandang sebagai fakta yang terpisah.
Akhirnya pembaca menentukan penilaian terhadap fakta-fakta yang disajikan oleh
penulis. (Sutrisno; 2012)
c. Untuk membantu pengembangan
kemampuan membaca kritis, berikut ini pertanyan-pertanyaan yang dapat diajukan:
1. “Apa yang ingin disampaikan penulis?
- Tentang apakah tulisan yang kita baca?
- Mengapa penulis ingin menulis hal itu?” (Sugiono:2010:15)
- Tentang apakah tulisan yang kita baca?
- Mengapa penulis ingin menulis hal itu?” (Sugiono:2010:15)
2. “ Apa alasan penulis?
Selain mengetahui apa yang sedang dibaca, perlu juga
diketahui alasan yang mendorong penulis menuliskannya dalam sebuah tulisan. Selain
itu perlu juga mengatahui sudut pandang penulis melalui alasan yang dibuat atau
upaya penulis untuk meyakinkan pembacanya berpikir agar pembaca percaya.Alasan
tersebut dapat ditemukan dengan mudah atau sulit karena dapat terletak di awal,
tengah, akhir, ataupun menyebar di berbagai tempat atau paragraf.” (Sugiono:2010:15)
3. “Apa ada alasan atau sudut pandang
yang berbeda?
Pembaca kritis harus memulai dari keyakinan bahwa pasti ada alasan berbeda dari alasan pengarang.Semua itu untuk meyakinkan pembaca mengapa alasan tersebut tidak memadai atau bahkan salah.Tetapi terkadang tidak mengemukakan alasan alternatif, sehingga pembaca harus mencari sendiri.” (Sugiono:2010:15)
4. “Apakah bukti yang ditampilkan
penulis?
Alasan yang kuat merupakan cara
meyakinkan pembaca. Tetapi, pembaca terkadang tidak cukup diyakinkan hanya
dengan alasan semata, melainkan harus dengan bukti-bukti yang mendukung alasan
misalnya; pengalaman, logika, emosi, sejarah, pernyataan ahli atau pakar, dsb.”
(Sugiono:2010:15)
5. “Apakah bukti yang ditampilkan
penulis sangat mendukung?
Bukti-bukti yang ditampilkan penulis
tidak selalu mendukung.Sebagai pembaca kritis, harus mencoba memahami upaya
penulis untuk mendukung alasan dengan bukti-bukti yang mendukung sudut pandang
obyektif, tidak langsung melalui sudut pandang kita sendiri.Misalnya; apakah
bukti yang disampaikan masuk akal?Jika bukti berupa fakta, apakah bukti
tersebut dapat diandalkan?Apakah sumbernya dapat dipercaya? Apakah data
statistik memperkuat alasan dan mendukung bukti lain yang diajukan penulis?
Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin tidak mudah untuk dijawab, bahkan pembaca
kritis dituntut berpikir keras untuk melakukannya.” (Sugiono:2010:15)
6. “Apa pendapat kita?
Setelah
semua proses di atas selesai, bagian akhir yang tidak kalah pentingnya adalah
pendapat kita terhadap tulisan yang dibaca. Setelah memahami alasan penulisan
dan bukti-bukti yang diajukan penulis, saatnya melihat pandangan kita.Apakah
penulis berhasil meyakinkan kita dengan mengacu pada bukti-bukti. Pada awal tulisan,
kita sepaham dengan gagasan penulis tetapi hingga akhir tulisan yang dibaca,
kita menyimpulkan bahwa penulis tidak dapat memenuhi apa yang dijanjikannya.
Sebagai pembaca kritis, tidak perlu menyesal telah membaca suatu tulisan karena
tidak paham, sebab dalam membaca tulisan ada tulisan yang isinya kurang bagus
dan juga cara penyajiannya juga membingungkan pembacanya.”(Sugiono:2010:15)
DAFTAR PUSTAKA
Agustina.
2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca.
Padang: Unp Press
http://www.scribd.com/doc/40537099/Hakikat-Membaca-Kritis diunduh tanggal 6 Januari 2012
http://www.scribd.com/doc/40537099/Hakikat-Membaca-Kritis diunduh tanggal 6 Januari 2012
Jahrir, Andi Sahtiani.2012:89-92.Penggembangan Kepribadian Bahasa Indonesia.
Sutrisno, Wigi 2012 http://www.scribd.com/doc/40537099/Hakikat-Membaca-Kritis
mntap ga
BalasHapusmampir juga yah http://belajardii.blogspot.com