Powered By Blogger

Rabu, 10 Oktober 2012

SRI RATNASARI.S Pemakaian tanda baca


NAMA : SRI RATNA SARI.S
KELAS : BUSINESS ENGLISH A
NIM : 1252132024


PEMAKAIAN  TANDA  BACA
1.      Tanda titik
·         Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ibu menyiram tanaman setiap pagi dan sore hari.
·         Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
DAFTAR ISI
I.                    Pemakaian Huruf
A.      Huruf Abjad
B.      Huruf Vocal
C.      Huruf konsonan

·         Dipakai untuk memisahkan jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Misalnya:
Pukul  16.22.03
·         Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Misalnya:
                        3.23.13
·         Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya :
                        20.350
2. Tanda koma
·         Dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
                        Uun selalu menyapu, mencuci, dan memasak.
·       Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti, tetapi atau sedangkan.
Misalnya:
                        Saya ingin pergi, tapi kendaraan tidak ada.
·    Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimat.
Misalnya :
                        Karena terlambat, semua tugasnya berantakan.
·         Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya.
Misalnya:
                        Muhtar, S.Pd.
·         Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
                        Teman saya, Lia, bodoh sekali.

3.Tanda titik koma
·         Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya :
                        Tugas belum selesai; waktunya sudah makin dekat.
·       Dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Aci sedang sibuk mengerjakan tugas; Nur sedang memasak di dapur, dan saya sibuk menyapu.

4. tanda titik dua
·         Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian.
Misalnya :
                         sekarang memerlukan alat tulis: buku,pulpen dan pensil.
·         Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya :
                        Tempat pengajian       : Masjid Nurul ilmi
                        Hari                             : jum’at
                        Waktu                          : 16.30 WITA
·         Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
                        Ayah    : sri, tolong ambilkan jam tangan ayah di atas meja
                        Sri        : baik ayah,(sambil menuju ke meja dan mengambil jam tangan).
                        Ayah    : terimah kasih nak, (sambil memakai jam tangannya).
·       Dipakai diantara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab suci, di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan (daftar pustaka).
Misalnya :
                        Pasal 2: ayat 1

5. Tanda hubung
·         Menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
                    Semua asyik anak bermain-main di halaman rumah kakek.
·         Menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
                   Kebarat-baratan, malu-malu.
·         Menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tunggal.
Misalnya:
                19-01-1994
k-e-p-a-l-a
·         Merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan –an, singkatan berhuruf kapital  dengan imbuhan, dan nama jabatan rangkap.
Misalnya:
Se-Provinsi
Umur 60-an
·         Merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-delete

6.tanda pisah
·         Membatasi penyisihan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Tidak seperti dia—sendiri yang mencapai—kesuksesan selama ini.
·         Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Kegiatan ini—pramuka se-kabupaten—merupakan kegiatan setiap tahunnya.
·         Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’.
Misalnya:
Bandung—singapure

7. tanda ellipsis
·         Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
Yah…sudahlah jangan di pikirkan lagi.
·         Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Semua perbuatan…aka ada akibatnya.

8. tanda Tanya
·         Dipakai pada akhir kalimat Tanya.
Misalnya :
Siapa nama anda?
·         Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diasingkan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Apa memang dia seperti itu (?) mencuri.

9. tanda seru
·         Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan  atau perintah yang menggambarkan kesungguhan ,ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Jangan ribut!
Jangan nakal!

10. tanda kurung
·         Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Saya bekerja di KPK (komisi pemberantasan korupsi).
·         Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Tidak semua orang berasal dari (daerah) pegunungan.
·         Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Saya tinggal di (jalan) daeng tata raya.

11. tanda kurung siku
·         Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Saya me[l]ihat matahari terbenam.
·         Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
            Perbedaan dua proses ini (ada di halaman [2-5] di buku bahasa Indonesia) dalam mencakup masalah yang ada.

12. tanda petik
·         Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“bagaimana menjadi orang sukses,”aku menjawab,”untuk sukses maka kita harus belajar dengan sungguh-sungguh.
·         Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Saya membaca novel “Isabella”.
·         Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Saya suka makan “ganke”.

13. tanda petik tunggal
·         Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
“suara motor dia berbunyi ‘brum-brum’ kata saya”.
·         Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Misalnya:
Adik saya menempel kata ‘warning’ dilarang.

14. tanda garis miring
·         Dipakai dalam nomor surat dan nomor pada kalimat dan penanda masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
2010/2012
·         Dipakai sebagai pengganti kata dan atau tiap.
Misalnya:
Kursus dibayar Rp.200.000/bulan.

15. tanda penyingkat atau apostrof
·         Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Laut pun ‘kan ku sebrangi demi cintaku padamu.



    











Tidak ada komentar:

Posting Komentar