NAMA
: UUN NUR PRATIWI
KELAS
: BUSINESS ENGLISH A
NIM
: 1252132038
PEMAKAIAN TANDA
BACA
1. TANDA TITIK
·
Dipakai pada akhir kalimat
yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayah
membaca Koran setiap pagi hari.
·
Dipakai di belakang angka atau
huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
DAFTAR
PUSTAKA
III. Singkatan
dan Akronim
A.
Singkatan
B.
Akronim
·
Dipakai untuk memisahkan jam,
menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Misalnya
:
Pukul 02.33.22
·
Dipakai untuk memisahkan angka
jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Misalnya:
4.24.11
·
Dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya :
11.420
2.TANDA KOMA
·
Dipakai diantara unsur-unsur
dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
Adi adalah orang yang egois, menyebalkan dan pemarah.
·
Dipakai untuk memisahkan
kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh
kata seperti, tetapi atau sedangkan.
Misalnya:
Dia baik, tapi
dia menjengkelkan.
·
Dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimat.
Misalnya :
Karena dia jahat, semua teman membencinya.
·
Dipakai antara nama orang dan
gelar akademik yang mengikutinya.
Misalnya:
Syamsul Bakhtiar, SE.
·
Dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
Ibu saya, cantik sekali.
3.TANDA TITIK KOMA
·
Dipakai untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya :
Sudah mulai pagi; belum bisa tidur juga.
·
Dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Kurnaini memperbaiki motornya; Bagus sedang
membersihkan kamarnya, Edho sedang makan: sedangkan saya memasak.
4. TANDA TITIK DUA
·
Dipakai pada akhir suatu
pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian.
Misalnya :
Dia memerlukan peralatan dapur: panci,
wajan, dan kompor.
·
Dipakai sesudah kata atau
ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya :
Tempat akat nikah : Gedung CCC
Hari :
Sabtu
Waktu :
19.00 WITA sampai selesai
·
Dipakai dalam teks drama
sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ririn : Lisa, tolong belikan bakso di pasar.
Lisa : iya, tapi saya tidak punya uang.
Ririn : ini uangnya (sambil memberikan uang
kepada Lisa).
·
Dipakai diantara jilid atau
nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab suci, di antara judul dan
anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam
karangan (daftar pustaka).
Misalnya :
Surah Ar Rahman: 12
5. TANDA HUBUNG
·
Menyambung suku-suku kata
dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Tidak semua
remaja-remaja Indonesia nakal.
·
Menyambung unsur-unsur kata
ulang.
Misalnya:
Berjauh-jauhan,
lucu-lucu
·
Menyambung huruf kata yang
dieja satu-satu dan bagian-bagian tunggal.
Misalnya:
07-07-1994
a-y-a-h
·
Merangkaikan se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan
–an, singkatan berhuruf kapital dengan
imbuhan, dan nama jabatan rangkap.
Misalnya:
Se-kabupaten
Tahun 80-an
·
Merangkaikan unsur bahasa
Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-remove
6.TANDA PISAH
·
Membatasi penyisihan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Keberhasilan tergantung dari diri—sendiri.
·
Menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Makalah ini—bahasa Indonesia—merupakan
tugas dari Dosen.
·
Dipakai di antara dua bilangan
atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’.
Misalnya:
Maret—juli
7. TANDA ELLIPSIS
·
Dipakai dalam kalimat yang
terputus-putus.
Misalnya:
Oke…sebentar lagi saya berangkat.
·
Menunjukkan bahwa dalam suatu
kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Apa yang sedang…pada ku.
8.TANDA TANYA
·
Dipakai pada akhir kalimat
Tanya.
Misalnya :
Sedang apa anda sekarang?
·
Dipakai di dalam tanda kurung
untuk menyatakan bagian kalimat yang diasingkan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Mengapa dia bisa (?) menjadi pemimpin.
9. tanda seru
·
Dipakai sesudah ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan ,ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi
yang kuat.
Misalnya:
Di larang membuang sampah sembarangan!
10. tanda kurung
·
Mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Misalnya:
Sudah saatnya saya memiliki KTP (kartu
tanda penduduk).
·
Mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Hanya orang-orang (terpelajar) yang bisa
melakukannya.
·
Mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Dia berasal dari (desa) Ma’rang.
11. TANDA KURUNG SIKU
·
Mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat
yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Dia men[g]erti perasaanku.
·
Mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
12. TANDA PETIK
·
Mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
Seminar yang mengangkat tema “Arah
pembangunan pendidikan” kata dia.
·
Mengapit judul syair,
karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Saya suka membaca komik “naruto”.
·
Mengapit istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Setiap hari saya makan songkolo.
13. TANDA PETIK TUNGGAL
·
Mengapit petikan yang tersusun
di dalam petikan lain.
Misalnya:
“ada bunyi ’kring-kring’ dari handphonemu”
kata sally.
·
Mengapit makna, terjemahan,
atau penjelasan kata ungkapan asing.
Misalnya:
Di pintu supermarket selalu ada kata
push’dorong’.
14. TANDA GARIS MIRING
·
Dipakai dalam nomor surat dan
nomor pada kalimat dan penanda masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim.
Misalnya:
2009/2011
·
Dipakai sebagai pengganti kata
dan atau tiap.
Misalnya:
Sayur bayam seharga Rp.2.000/ikat
15. TANDA PENYINGKAT ATAU
APOSTROF
·
Menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Gunung pun ‘kan kudaki demi mendapatkan
hatimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar